Sabtu, 12 April 2008

Birahi jalang 1

Kerja UsahaBeberapa tahun yang lalu aku bertemu dengan calon suamiku, seorang dokter muda yang sedang naik daun. Ketika ia mulai mengunjungi rumahku dan rupanya mulai menunjukkan minatnya terhadapku, kedua orang tuaku menunjukkan rasa senangnya. Maklumlah siapa yang tidak mau punya menantu seorang dokter. Apalagi Mas Heru adalah dokter yang sedang mulai naik daun di kota kediamanku.
Dibandingkan pacar-pacarku dulu, di antaranya ada yang pegawai bank, dosen dan pengusaha, kedua orang tuaku paling bersikap mendukung terhadap dokter muda ini. Apalagi kelihatannya Mas Heru cukup serius, dalam arti bukan hanya sekedar ingin berkawan. Sebagai anak yang ingin berbakti terhadap orang-tua tentunya aku harus mau mengikuti apa yang mereka anggap baik untuk kehidupan dan masa depanku.
Walaupun sebetulnya aku tidak terlalu tertarik kepada Mas Heru. Untukku dia orangnya terlalu serius, dan selalu berbicara tentang pekerjaannya. Seolah-olah tidak ada hal lain dalam kehidupan ini yang menarik hatinya. Sudah kubayangkan bagaimana akan membosankannya kehidupanku sebagai istrinya. Apalagi sebetulnya aku termasuk orang yang popular sebagai kembang sekolahku. Rasanya kalaupun mau mencari suami seorang dokter kalau bisa jangan yang seperti Mas Heru. Tapi apa boleh buat, ternyata tidak selamanya manusia dapat bebas memegang kendali hidupnya.
Ketika Mas Heru datang di dampingi kedua orang tuanya, lalu ayahku menanyakan kesediaanku untuk dilamar Mas Heru, pada waktu itu rasanya tidak ada jalan lain kecuali menerimanya. Pesta pernikahanku memang cukup meriah, terutama untuk ukuran kota kecilku. Tidak lama setelah itu Mas Heru, yang telah dipindah-tugaskan ke kota Bandung, memboyongku ke tempat kediamanku yang baru.
Benar saja ternyata tepat apa seperti apa yang telah kuperkirakan. Di kota Bandung aku kesepian dan segera merasa jenuh. Teman-temanku belum banyak, sedangkan Mas Heru terlalu larut dalam tugas-tugasnya. Nikmatnya kehidupan perkawinan, seperti yang pernah digambarkan kakak-kakakku, ternyata tidak kualami. Bukan hanya secara sosial lingkungan Mas Heru terasa begitu membosankan, kehidupan seksualku dengannya juga terasa hambar. Hampir saja aku menelepon mantan pacarku, seorang pegawai bank yang kebetulan juga dipindah ke kota Bandung. Walaupun dengannya dulu aku tidak pernah sampai berani berhubunagan seks, tapi sebatas hubungan oral yang pernah kami lakukan rasanya jauh lebih hebat daripada yang kualami sekarang. Tapi untunglah aku sanggup menahan diri. Rasanya kemana gengsi dan martabatku kalau harus mencari-carinya, padahal dulu lamarannya ditolak orang-tuaku
Penjaga KantorDalam keadaan hampir tidak tahan lagi, seorang wakil perusahaan farmasi, yang kebetulan menjadi relasi suamiku, datang mengunjungiku. Dimintanya kesediaanku untuk menjadi agen penyalur obat-obatan produksi perusahaannya. Katanya menurut pengamatannya, aku orangnya supel, lincah dan cantik, bahkan kelihatannya mempunyai bakat untuk meyakinkan orang lain dengan mudah. Sangat berbeda, katanya lagi, dibandingkan dengan suamiku. Dengan training dan dukungan teknis perusahaannya, aku akan mampu mengembangkan usaha sebagai penyalur obat-obatan.
Karena tertarik kuminta ijin suamiku. Pada mulanya ia nampak keberatan, karena takut ada konflik kepentingan dengan profesinya sebagai dokter. Tetapi setelah kurayu terus-menerus akhirnya Mas Heru setuju juga. Katanya aku boleh mencoba usaha baru ini, dengan syarat tidak memasarkan obat-obatan yang kuageni di kota Bandung. Berarti dengan demikian aku harus mau melakukan kegiatan-kegiatan marketing ku di kota-kota lainnya, walaupun masih di sekitar Bandung juga.
Setelah membuat kalkulasi yang cukup mendalam, aku putuskan untuk mulai melangkah. Kusewa sebuah ruko agak besar di Jalan Soekarno-Hatta, supaya dapat dijadikan kantor sekaligus gudang. Dengan bantuan relasi pabrik obat yang kuageni aku mulai menata usahaku. Terpaksa aku sendiri yang harus melakukan perjalanan-perjalan untuk pemasaran, malah kadang-kadang sampai berhari-hari.
Tanpa diduga hanya dalam tempo enam bulan kegiatanku sudah menampakkan tanda-tanda keberhasilannya. Dengan keadaan yang semakin berkembang bertambah pula karyawanku, termasuk untuk bidang pemasarannya. Tapi beberapa pelanggan yang telah kubina sejak awal, termasuk di antaranya beberapa rumah sakit dan apotik ternama, tetap kutangani sendiri. Karena itulah walaupun usahaku kelak semakin maju, aku sendiri tetap melakukan perjalanan-perjalanan yang cukup melelahkan, dalam rangka memelihara hubungan dengan pelanggan-pelanggan lamaku.
Di kantorku pegawai yang paling tua bernama Pak Solichin, dan sebagai penghargaan sering kupanggil mang Ihin. Barangkali karena dia sendiri merasa akrab denganku dipanggilnya aku Neng Yasmin, atau kadang-kadang Neng Mimien. Tanpa kuduga ternyata sebutan untukku ini akhirnya menjadi populer di antara karyawan-karyawanku. Mereka resminya tetap menyebutku Bu Yasmin atau Bu Heru, tapi tidak jarang juga Neng Mien atau Neng Mimien. Karena aku masih muda, dengan usia yang tidak terlalu jauh berbeda dari pegawai-pegawaiku, kubiarkan saja mereka menggunakan sebutan akrab ini.
Di antara karyawanku ada seorang pemuda bernama Adli. Ia masih muda, tetapi sudah berkeluarga dengan satu orang anak. Orangnya hitam manis, gagah dan tampan, tetapi lugu sekali. Kelihatannya pendidikannya tidak terlalu tinggi. Barangkali malah tidak sampai tamat SD atau SMP. Walaupun demikian kesetiaannya sangat bisa diandalkan, bahkan caranya membela apa yang dianggapnya sebagai kepentinganku sangat fanatik. Dia mulai bekerja di tempatku sebagai penjaga malam, alias satpam, dan ternyata sangat baik menjalankan tugasnya. Karena dia juga pandai ilmu-ilmu bela diri, seperti silat dan sebagainya, beberapa stafku mengusulkan supaya dia menjadi pengawalku. Khususnya dalam perjalanan-perjalananku keluar kota. Apalagi akhir-akhir ini keadaan di wilayah sekitar Bandung dirasa kurang aman.
Jadi mulailah Adli ikut mendampingiku keluar kota. Ternyata pengaturan ini sangat memuaskanku, karena orangnya lucu dan jenaka. Sering-kali aku merasa terhibur dengan lelucon-lelucon ataupun gayanya yang kocak. Di samping itu ada lagi kelebihannya, sebagai seorang jago silat Adli juga pandai mengurut dan memijat. Maka bukan sekali dua-kali aku sempat memanfaatkan kebolehannya ini.
Pada suatu hari aku harus melakukan kunjungan ke kota-kota Sumedang, Kuningan dan Cirebon. Endah, seorang tenaga pemasaran yang biasa mendampingiku, kali ini tidak bisa ikut bersamaku. Kebetulan orang-tuanya jatuh sakit. Karena Mas Heru tidak keberatan pergilah aku dengan supirku, tentunya di kawal juga oleh Adli. Aku meninggalkan kota Bandung dengan perasaan enteng saja. Tidak terbayang bahwa nantinya akan terjadi sesuatu yang akan membawa pengaruh yang besar dalam kehidupanku.
Tidur BersamaSemua urusanku di Sumedang berjalan lancar, bahkan mungkin lebih banyak waktu yang kugunakan ngobrol dengan langganan-langgananku daripada betul-betul menangani masalah bisnisnya. Seusai untuk malam pertama ini kami menginap di Sumedang. Kupilih kamar yang baik dan bersih untukku, lalu aku mandi menyegarkan diriku. Ketika mencoba untuk tidur ternyata aku tidak merasa mengantuk sama-sekali. Sulit sekali bagiku untuk memicingkan mataku. Akhirnya daripada kesal sendirian kusuruh Adli datang ke kamarku. Akan kuminta dia memijatku, sambil aku nanti mendengarkan cerita-ceritanya yang jenaka."Ada apa neng?" tanya Adli sambil memasuki kamarku.
Kuminta Adli memijat punggungku. Sebagai karyawan yang setia ia mau saja. Setelah beberapa saat kuminta ia menduduki pantatku, maksudnya supaya tekanan pijatannya lebih terasa. Santai saja kubiarkan ia mengurut dan memijati punggungku yang agak terbuka, karena jenis daster yang kukenakan memang seperti itu."Neng, panas yah! Saya sampai keringetan!"Dengan lugunya Adli mengeluh kepadaku. Santai saja kutanggapi kata-katanya,"Ya buka aja kaosnya!"Setengah geli dan juga kesal aku melihat dia langsung membuka kaosnya dengan tanpa ragu sedikitpun. Lalu kembali dia memijati punggungku. Tidak berapa lama kemudian terdengar Adli berbicara lagi,"Neng.. Neng Mimien, maaf ya Neng, kalau ada yang mengganggu."Polos betul anak muda ini. Begitu sopan dan lugu, tapi juga gagah pembawaannya.
Memang aku sendiri merasakan ada yang sesuatu mengganjal di atas pantatku."Kenapa sih memangnya?"Tanyaku dengan maksud mau mengganggunya. Jawabannya yang polos membuatku geli, tapi juga terangsang. Dengan sangat lugu dia menerangkan,"Iya Neng, sudah seminggu belum kesampean.. eh.. gituan."Kutanya lagi, "Kok bisa?""Iya habis kan sudah tiga hari ini sibuk di kantor, habis itu diminta nganterin Neng keliling." Lalu sambungnya lagi,"Padahal sebelum berangkat istri saya lagi.. itu tuh Neng.. datang bulan."Karena kepingin tahu kutanya terus,"Jadi gimana dong?"Keluguan dan kepolosannya semakin terlihat sewaktu dia menjawab."Yah pusing saja.. Apalagi ngeliat punggung Neng Mimien kenceng begini, kayak istri saya saja.., bedanya neng lebih putih aja."Agak menahan tawa kuanjurkan padanya,"Yah kalau pusing dilepas aja pakai tangan di kamar mandi sana."Usulanku ini ternyata ditanggapi dengan serius oleh Adli."Iya yah Neng, bener juga, kalau gitu ditinggal sebentar ya Neng."Adli berdiri lalu melangkah kearah kamar mandi. Seakan-akan tanpa beban apapun ditinggalnya aku sendiri begitu saja. Masih terlihat olehku tubuhnya yang ramping, kekar dan berotot itu. Tanpa sadar kutelan ludah. Rasanya ada sesuatu yang mengganjal di kerongkonganku.
Karena bosan dan juga ingin tahu, kalaupun belum karena dorongan gairah, kususul Adli ke kamar mandi. Karena tidak terkunci pelan-pelan kubuka pintunya dan akupun masuk dengan rasa penasaran. Adli tidak menyadari kehadiranku di dekatnya. Terlihat dia sedang berdiri menyandar pada bak mandi. Tubuhnya dalam keadaan telanjang, karena tadi baju kaosnya sudah kusuruh lepas waktu sedang memijatiku. Walaupun kulitnya agak gelap, secara keseluruhan dia terlihat gagah. Celana pendeknya masih menggantung di pahanya, karena rupanya hanya dilorot sebagian.
Terlihat matanya terpejam menikmati apa yang sedang dilakukannya. Dari gerakan pada lengannya kutahu dia sedang mengocok barang kepunyaannya. Segera kutujukan mataku ke arah selangkangannya. Apa yang kulihat saat itu membuatku kagum, dan juga nafasku sesak tersengal. Tangan Adli sedang menggenggam alat kejantanannya, yang kelihatan besar dan panjang sekali. Sangat berbeda dengan kepunyaan Mas Heru yang ukurannya sedang-sedang saja. Ujung kepala kemaluannya bulat, keras dan mengkilat. Seperti orangnya warnanya juga cokelat tua agak kehitam-hitaman.
Adli masih terus mengocok-ngocok barang kepunyaannya yang mengagumkan itu. Karena matanya terpejam dia tidak menyadari bahwa aku telah semakin dekat dengannya. Aku juga terbawa untuk memejamkan mataku. Terbayangkan olehku hal yang tidak-tidak yang juga membuatku terangsang. Kurasa sesuatu yang menggelegak dalam diriku. Sekali lagi aku sampai menelan ludah. Lalu kuberanikan diriku dan menyapanya,"Adli! Besar amat sih itu-nya?"Adli terlihat sangat terkejut. Tersipu-sipu ia berkata,"Aduh Neng, kok ada di sini.. Aduh maaf Neng!"Segera kutenangkan dia, "Nggak apa-apa, nggak apa-apa kok."Lalu sambil mengulurkan tanganku ke arah tonggak kejantanan Adli aku berkata,"Coba lihat dong! Ukurannya kok sampai sebesar ini sih?"
Karena sudah terangsang tanpa dimintanya kujilati juga tonggak kejantanan yang perkasa itu. Kesan lengket yang tadinya ada sekarang sudah hilang, tersapu oleh jilatan lidahku. Sementara aku sedang menikmati kejantanan Adli kudengar dia bertanya,"Neng seneng ya sama ITU-nya Adli."Kujawab singkat, "Iya dong, seneng sekali."Rasa penasaran rupanya mendorongnya bertanya lagi,"Kalau sama yang dulu-dulu."Pertanyaannya membuat gairahku semakin bergejolak. Tapi kucoba juga untuk menjawabnya,"Senengan yang ini."Merasa belum puas dikejarnya terus jawabanku,"Kenapa?"Dengan nafas tersengal-sengal kujawab dia,"Ini yang paling hebat, paling besar, paling kuat.. pokoknya.. paling jagonlah."Adli tersenyum bangga. Lalu pelan-pelan didorongnya daguku hingga menjauh dari batang kemaluannya."Iya deh, sekarang Adli mau mandi dulu ya,' katanya meminta diri.Sejenak aku merasa seperti ditinggal pergi dengan sengaja, bahkan ditolak, atau malah dipermainkan. Rasanya hatiku tidak rela melepas Adli pergi, biarpun hanya untuk ke kamar mandi.

Akal Akalan

Saya seorang pemain bola di kesebelasan tempat tinggal saya. Karena terjadi tabrakan dengan teman, kaki saya mengalami patah tulang ringan. Dan saya harus dirawat di rumah sakit. Saya berada di kamar kelas VIP. Jadi saya bebas untuk melakukan apa saja. Saya sebetulnya sudah sehat, tetapi masih belum boleh meninggalkan rumah sakit. Makanya saya bosan tinggal disitu.
Pada pagi hari ketika saya sedang tidur, saya terkejut pada saat dibangunkan oleh seorang suster. Gila..! Suster yang satu ini cantik sekali.“Mas Sony udah bangun ya..? Gimana tadi malam, mimpi indah..?” katanya.“Ya Sus, indah sekali. Saya lagi bercinta dengan cewek cantik berbaju putih Sus..? Dan mukanya mirip Suster lho..!” kata saya menggodanya.“Ah.. Mas Sony ini bisa aja.., habis ini Mas mandi ya..?” katanya lembut.Lalu dia membawa handuk kecil, sabun, wash lap, dan ember kecil. Suster itu mulai menyingkap selimut yang saya pakai, serta melipatnya di dekat kaki saya. Terbuka sudah seluruh tubuh telanjang saya. Saya dengan sengaja tadi melepaskan semua baju dan celana saya. Ketika dia melihat daerah di sekitar kemalua saya, terkejut dia, karena ukuran kelamin saya serta kepalanya yang di luar normal. Sangat besar, mirip helm tentara NAZI dulu.bispak.info - xxx movieKoleksi Film & Foto XXXcerita Akal-akalan dari
http://www.dongeng.info
Lalu dia mengambil wash lap dan sabun.“Sus.. jangan pake wash lap.., geli.. saya nggak biasa. Pakai tangan suster yang indah itu saja..” kata saya memancingnya.Suster itu mulai dengan tanganku. Dibasuh dan disabuninya seluruh tangan saya. Usapannya lembut sekali. Sambil dimandikan, saya pandangi wajahnya, dadanya, cukup besar juga kalau saya lihat. Orangnya putih mulus, tangannya lembut. Selesai dengan yang kiri, sekarang ganti tangan kanan. Dan seterusnya ke leher dan dada. Terus diusapnya tubuh saya, sapuan telapak tangannya lembut sekali saya rasakan, dan tidak terasa saya memejamkan mata untuk lebih menikmati sentuhannya.
Sampai juga akhirnya pada batang kejantanan saya, dipegangnya dengan lembut ditambah sabun. Digosok batangnya, biji kembarnya, kembali ke batangnya. Saya merasa tidak kuat untuk menahan supaya tetap lemas. Akhirnya batang kemaluan saya berdiri juga. Pertama setengah tiang, lama-lama akhirnya penuh juga dia berdiri keras.Dia bersihkan juga sekitar kepala meriam saya sambil berkata lirih, “Ini kepalanya besar sekali mas.. baru kali ini saya lihat kaya gini besarnya. Dikasih makan apa sih koq bisa gini mas..?” katanya manja.
“Sus.. enak dimandiin gini..” kata saya memancing.Dia diam saja, tetapi yang jelas dia mulai mengocok dan memainkan batang kemaluan saya. Sepertinya dia suka dengan ukurannya yang menakjubkan.“Enak Mas Sony.. kalo diginikan..?” tanyanya dengan lirikan nakal.“Ssshh.. iya terusin ahh.. sus.. sampai keluar..” kata saya sambil menahan rasa nikmat yang tidak terkira.Tangan kirinya mengambil air dan membilas batang kejantanan saya yang sudah menegang itu, kemudian disekanya dengan tangan kanannya. Kenapa kok diseka pikir saya. Tetapi saya diam saja, mengikuti apa yang mau dia lakukan, pokoknya jangan berhenti sampai disini saja. Bisa-bisa saya pusing nantinya menahan nafsu yang tidak tersalurkan.
Lalu dia dekatkan kepalanya, dan dijulurkan lidahnya. Kepala batang kejantanan saya dijilatinya perlahan. Lidahnya mengitari kepala senjata meriam saya. Semilyard dollar.. rasanya.. wow.. enak sekali. Lalu dikulumnya batang kejantanan saya. Saya melihat mulutnya sampai penuh rasanya, tetapi belum seluruhnya tenggelam di dalam mulutnya yang mungil. Bibirnya yang tipis terayun keluar masuk saat menghisap maju mundur.
Lama juga saya dikulumi suster jaga ini, sampai akhirnya saya sudah tidak tahan lagi, dan, “Croott.. croott..” nikmat sekali.Sperma saya tumpah di dalam rongga mulutnya dan ditelannya habis. Sisa pada ujung batang kemaluan pun dijilat serta dihisapnya habis.“Sudah ya Mas, sekarang dilanjutkan mandinya ya..?” kata suster itu, dan dia melanjutkan memandikan kaki kiri saya setelah sebelumnya mencuci bersih batang kejantanan saya.Badan saya dibalikkannya dan dimandikan pula sisi belakang badan terutama punggung saya.
Selesai acara mandi.“Nanti malam saya ke sini lagi, boleh khan Mas..?” katanya sambil membereskan barang-barangnya.Saya tidak bisa menjawab dan hanya tersenyum kepadanya. Saya serasa melayang dan tidak percaya hal ini bisa terjadi. Terakhir sebelum keluar kamar dia sempat mencium bibir saya. Hangat sekali.“Nanti malam saya kasih yang lebih hebat.” begitu katanya seraya meninggalkan kamar saya.
Saya pun berusaha untuk tidur. Nikmat sekali apa yang telah saya alami sore ini. Sambil memikirkan apa yang akan saya dapatkan nanti malam, saya pun tertidur lelap sekali. Tiba-tiba saya dibangunkan oleh suster yang tadi lagi. Tetapi saya belum sempat menanyakan namanya. Baru setelah dia mau keluar kamar selesai meletakkan makanan dan membangunkan saya, dia memberitahukan namanya, rupanya Vina. Cara dia membangunkan saya cukup aneh. Rasanya suster dimanapun tidak akan melakukan dengan cara ini. Dia sempat meremas-remas batang kemaluan saya sambil digosoknya dengan lembut, dan hal itu membuat saya terbangun dari tidur. Langsung saya selesaikan makan saya dengan susah payah. Akhirnya selesai juga. Lalu saya tekan bel.
Tidak lama kemudian datang suster yang lain, saya meminta dia untuk menyalakan TV di atas dan mengangkat makanan saya. Saya nonton acara-acara TV yang membosankan dan juga semua berita yang ditayangkan tanpa konsentrasi sedikit pun.
Sekitar jam 9 malam, suster Vita datang untuk mengobati luka saya, dan dia harus membuka selimut saya lagi. Pada saat dia melihat alat kelamin saya, dia takjub.“Ngga salah apa yang diomongkan temen-temen di ruang jaga..!” demikian komentarnya.“Kenapa emangnya Sus..?” tanya saya keheranan.“Oo.. itu tadi teman-teman bilang kalau punya Mas besar sekali kepalanya.” jawabnya.Setelah selesai dengan mengobati luka saya, dan dia akan meninggalkan ruangan. Tetapi dia sempat membetulkan selimut saya, dia sempatkan mengelus kepala batang kejantanan saya.
“Hmm.. gimana ya rasanya..?” manjanya.Dan saya hanya bisa tersenyum saja. Wah suster di sini gila semua ya pikirku. Jam 22:00, kira-kira saya baru mulai tertidur. Saya mimpi indah sekali di dalam tidur saya karena sebelum tidur tadi otak saya sempat berpikir hal-hal yang jorok. Saya merasakan hangat sekali pada bagian selangkangan, tepatnya pada bagian batang kemaluan saya, sampai saya jadi terbangun. Ternyata suster Vina sedang menghisap senjata saya. Dengan bermalas-malasan, saya menikmati terus hisapannya. Saya mulai ikut aktif dengan meraba dadanya. Suatu lokasi yang saya anggap paling dekat dengan jangkauan tangan saya.
Saya buka kancing atasnya, lalu meraba dadanya di balik BH hitamnya. Terus saya mendapati segumpal daging hangat yang kenyal. Saya menelusuri sambil meremas-remas kecil. Sampai juga pada putingnya. Saya memilin putingnya dengan lembut dan Suster Vina pun mendesah.Entah berapa lama saya dihisap dan saya merabai Suster Vina, sampai dia akhirnya bilang, “Mas.. boleh ya..?” katanya memelas.“Mangga Sus, dilanjut..?” tanya saya bingung.Dan tanpa menjawab dia pun meloloskan CD-nya, dilemparkan di sisi ranjang, lalu dia naik ke ranjang dan mulai mengangkangkan kakinya di atas batang kejantanan saya.
Dan, “Bless..” dia memasukkan kemaluan saya pada lubangnya yang hangat dan sudah basah sekali.“Aduh.. Mas.., kontolnya hangat dan enak lho.. ohh..”Lalu dia pun mulai menggoyang perlahan. Pertama dengan gerakan naik turun, lalu disusul dengan gerakan memutar. Wah.., suster ini rupanya sudah profesional sekali. Lubang senggamanya saya rasakan masih sangat sempit, makanya dia juga hanya berani gerak perlahan. Mungkin juga karena saya masih sakit. Lama sekali permainan itu dan memang dia tidak mengganti posisi, karena posisi yang memungkinkan hanya satu posisi. Saya tidur di bawah dan dia di atas tubuh saya.
Sampai saat itu belum ada tanda-tanda saya akan keluar, tetapi kalau tidak salah, dia sempat mengejang sekali. Tadi di pertengahan dan lemas sebentar, lalu mulai menggoyang lagi. Sampai tiba-tiba pintu kamarku dibuka dari luar, dan seorang suster masuk dengan tiba-tiba. Kaget sekali kami berdua, karena tidak ada alasan lain, jelas sekali kami sedang main. Apalagi posisinya baju dinas Suster Vina terbuka sampai perutnya, dan BH-nya juga sudah terlepas dan tergeletak di lantai.Ternyata yang masuk suster Vita, dia langsung menghampiri dan bilang, “Teruskan saja Vin.. gue cuman mau ikutan.. memek gue udah gatel nich..!” katanya dengan santai.
Suster Vita pun mengelus dada saya yang agak bidang, dia ciumi seluruh wajah saya dengan lembut. Saya membalasnya dengan meremas dadanya. Dia diam saja, lalu saya buka kancingnya, terus langsung saya loloskan pakaian dinasnya. Saya buka sekalian BH-nya yang berenda tipis dan merangsang. Dadanya terlihat masih sangat kencang. Tinggal CD minim yang digunakannya yang belum saya lepaskan.
Suster Vina masih saja dengan aksinya naik turun dan kadang berputar. Saya lihat dadanya yang terguncang akibat gerakannya yang mulai liar. Lidah Suster Vita mulai memasuki rongga mulut saya dan langsung saya hisap ujung lidahnya yang menjulur itu. Tangan kiri saya mulai meraba di sekitar selangkangan Suster Vita dari luar. Basah sudah CD-nya, dengan perlahan saya tarik ke samping dan saya mendapatkan permukaan bulu halus menyelimuti liang kewanitaannya. Saya elus perlahan, baru kemudian sedikit menekan. Ketemu sudah klit-nya. Agak ke belakang saya rasakan semakin menghangat. Tersentuh olehku kemudian liang nikmat tersebut. Saya raba sampai tiga kali sebelum akhirnya memasukkan jari saya ke dalamnya. Saya mencoba memasukkan sedalam mungkin jari telunjuk saya. Kemudian disusul oleh jari tengah. Saya putar jari-jari saya di dalamnya. Baru kemudian saya kocok keluar masuk sambil memainkan jempol saya di klit-nya.
Dia mendesah ringan, sementara Suster Vina rebahan karena lelah di dadaku dengan pinggulnya tiada hentinya menggoyang kanan dan kiri. Suster Vita menyibak rambut panjang Suster Vina dan mulai menciumi punggung terbuka itu. Suster Vina semakin mengerang, mengerang, dan mengerang, sampai pada erangan panjang yang menandakan dia akan orgasme, dan semakin keras goyangan pinggulnya. Sementara saya sendiri mencoba mengimbangi dengan gerakan yang lebih keras dari sebelumnya, karena dari tadi saya tidak dapat terlalu bergoyang, takut luka saya menjadi sakit.
Suster Vina mengerang panjang sekali seperti orang sedang kesakitan, tetapi juga mirip orang kepedasan. Mendesis di antara erangannya. Dia sudah sampai rupanya, dan dia tahan dulu sementara, baru dicabutnya perlahan. Sekarang giliran Suster Vita, dilapnya dulu batang kemaluan saya yang basah oleh cairan kenikmatan, dikeringkan, baru dia mulai menaiki tubuh saya.
Bersambung ke bagian 02Ketika Suster Vita telah menempati posisinya, saya melihat Suster Vina mengelap liang kemaluannya dengan tissue yang diambilnya dari meja kecil di sampingku. Suster Vita seakan menunggang kuda, dia menggoyang maju mundur, perlahan tapi penuh kepastian. Makin lama makin cepat iramanya. Sementara kedua tangan saya asyik meremas-remas dadanya yang mengembung indah. Kenyal sekali rasanya, cukup besar ukurannya dan lebih besar dari miliknya Suster Vina. Yang ini tidak kurang dari 36C.bispak.info - xxx movieKoleksi Film & Foto XXXcerita Akal-akalan dari
http://www.dongeng.info
Sesekali saya mainkan putingnya yang mulai mengeras. Dia mendesis, hanya itu jawaban yang keluar dari mulutnya. Desisan itu sungguh manja kurasakan, sementara Suster Vina telah selesai dengan membersihkan liang hangatnya. Kemudian dia mulai lagi mengelus-elus badan telanjang Suster Vita dan juga memainkan rambutku, mengusapnya. Kemudian karena sudah cukup pemanasannya, dia mulai menaiki ranjang lagi. Dikangkangkannya kakinya yang jenjang di atas kepala saya. Setengah berjongkok gayanya saat itu dengan menghadap tembok di atas kepala saya. Kedua tangannya berpegangan pada bagian kepala ranjang.
Mulai disorongkannya liang kenikmatannya yang telah kering ke mulut saya. Dengan cepat saya julurkan lidah, lalu saya colek sekali dan menarik nafas, “Hhhmm..” bau khas kewanitaannya. Saya jilat liangnya dengan lidah saya yang memang terkenal panjang. Saya mainkan lidah saya, mereka berdua mengerang bersamaan, kadang bersahutan. Saya lihat lubang pantatnya yang merah agak terbuka, lalu saya masukkan jari jempol ke dalam lubang pantatnya.Suster Vina merintih kecil, “Auuwww.. Mas nakal deh..!”Lalu saya jilati lubang pantatnya yang sudah mulai basah itu, tapi kemudian, “Tuutt..!”Saya kaget, “Suster kentut ya..?” tanya saya.Suster Vina tertawa kecil lalu minta maaf. Lalu kembali saya teruskan jilatan saya.
Lama sekali permainannya, sampai tiba-tiba Suster Vita mengerang besar dan panjang serta mengejang. Setelah Suster Vita selesai, dia mencabut batang kejantanan saya, sedang lidah saya tetap menghajar liang kenikmatan Suster Vina. Sesekali saya menjilati klit-nya. Dia menggelinjang setiap kali lidah saya menyentuh klit-nya. Mendengar desisan Suster Vina sudah lemas dan beranjak turun dari posisinya, saya menyudahi permainan ini. Saya lunglai rasanya menghabisi dua suster sekaligus.
“Kasihan Mas Sony, nanti sembuhnya jadi lama.. soalnya ngga sempet istirahat..!” kata Suster Vina.“Iya dan kayanya kita akan setiap malam rajin minta giliran kaya malem ini.” sahut suster Vita.“Kalo itu dibuat system arisan saja.” kata Suster Vina sadis sekali kedengarannya.“Emangnya gue piala bergilir apa..?” kata saya dalam hati.
Malam itu saya tidur lelap sekali dan saya sempat minta Suster Vina menemaniku tidur, saya berjanji tiap malam, mereka dapat giliran menemani saya tidur, tetapi setelah mendapat jatah batin tentunya. Malam itu kami tidur berdekapan mesra sekali seperti pengantin baru dan sama-sama polos. Sampai jam 4 pagi, dia minta jatah tambahan dan kami pun bermain one on one (satu lawan satu, tidak keroyokan seperti semalam). Hot sekali dia pagi itu, karena kami lebih bebas tetapi yang kacau adalah setelah selesai. Saya merasa sakit karena luka kaki saya menjadi berdarah lagi. Jadi terpaksa ketahuan dech sama Suster Vita kalau ada sesi tambahan, dan mereka berdua pun ramai-ramai mengobati luka saya, sambil masih ingin melihat kejantanan dasyat yang meluluh lantakkan tubuh mereka semalaman.
Setelah itu, sekitar jam 5:00, saya kembali tidur sampai pagi jam 7:20. Saya dibangunkan untuk mandi pagi. Mandi pagi dibantu oleh Suster Vita dan sempat dihisap sampai keluar dalam mulutnya.
Pada pagi harinya, Dokter Vivi melihat keadaan saya.“Gimana Mas Sony, masih sakit kakinya..?” katanya.“Sudah lumayan Dok..!” kata saya.Lalu, “Sekarang coba kamu tarik nafas lalu hembuskan, begitu berulang-ulang ya..!”Dengan stetoskopnya, Dokter Vivi memeriksa tubuh saya. Saat stetoskopnya yang dingin itu menyentuh dada saya, seketika itu juga suatu aliran aneh menjalar di tubuh saya. Tanpa saya sadari, saya rasakan batang kejantanan saya mulai menegang. Saya menjadi gugup, takut kalau Dokter Vivi tahu. Tapi untung dia tidak memperhatikan gerakan di balik selimut saya. Namun setiap sentuhan stetoskopnya, apalagi setelah tangannya menekan-nekan ulu hati, semakin membuat batang kejantanan saya bertambah tegak lagi, sehingga cukup menonjol di balik selimut.
“Wah, kenapa kamu ini..? Kok itu kamu berdiri..? Terangsang saya ya..?” katanya.Mati deh! Ternyata Dokter Vivi mengetahui apa yang terjadi diselangkangan saya. Aduh!Lalu dia dengan tiba-tiba membuka selimut sambil berkata, “Sekarang saya mau periksa kaki mas..” katanya.Dan, “Opss.. i did it again..!” terpampanglah kemaluan saya yang besar dihadapannya.Gila! Dokter Vivi tertawa melihat batang kejantanan saya yang besar dan mengeras itu.“Uh, kontol Mas besar ya..?” kata Dokter Vivi serasa mengelus kemaluan saya dengan tangannya yang halus.Wajah saya menjadi bersemu merah dibuatnya, sementara tanpa dapat dicegah lagi, senjata saya semakin bertambah tegak tersentuh tangan Dokter Vivi. Dokter Vivi masih mengelus-elus dan mengusap-usap batang kejantanan saya itu dari pangkal hingga ujung, juga meremas-remas biji kembar saya.
“Mmm.. Mas pernah bermain..?” katanya manja.Saya menggeleng. Saya pura-pura agar ya..ya..ya..“Aahh..” saya mendesah ketika mulut Dokter Vivi mulai mengulum kemaluan saya.Lalu dengan lidahnya yang kelihatannya sudah mahir, digelitiknya ujung kemaluan saya itu, membuat saya menggerinjal-gerinjal. Seluruh kemaluan saya sudah hampir masuk ke dalam mulut Dokter Vivi yang cantik itu. Dengan bertubi-tubi disedot-sedotnya kemaluan saya. Terasa geli dan nikmat sekali.
Dokter Vivi segera melanjutkan permainannya. Ia memasukkan dan mengeluarkan kejantanan saya dari dalam mulutnya berulang-ulang, naik-turun. Gesekan-gesekan antara kemaluan saya dengan dinding mulutnya yang basah membangkitkan kenikmatan tersendiri bagi saya.“Auuh.. aahh..” akhirnya saya sudah tidak tahan lagi.Batang kemaluan saya menyemprotkan sperma kental berwarna putih ke dalam mulut Dokter Vivi. Bagai kehausan, Dokter Vivi meneguk semua cairan kental tersebut sampai habis.“Duh, masa baru begitu saja Mas udah keluar.” Dokter Vivi meledek saya yang baru bermain oral saja sudah mencapai klimaks.
“Dok.., saya.. baru pertama kali.. melakukan ini..” jawab saya terengah-engah (kena dia, tetapi memang saya akui hisapannya lebih hebat dari kedua suster tadi malam). Dokter Vivi tidak menjawab. Ia mencopot jas dokternya dan menyampirkannya di gantungan baju di dekat pintu. Kemudian ia menanggalkan kaos oblong yang dikenakannya, juga celana jeans-nya. Mata saya melotot memandangi payudara montoknya yang tampaknya seperti sudah tidak sabar ingin meloncat keluar dari balik BH-nya yang halus. Mata saya serasa mau meloncat keluar sewaktu Dokter Vivi mencopot BH-nya dan memelorotkan CD-nya. Astaga! Sungguh besar namun terpelihara dan kencang. Tidak ada tanda-tanda kendor atau lipatan-lipatan lemak di tubuhnya. Demikian pula pantatnya. Masih menggumpal bulat yang montok dan kenyal. Benar-benar tubuh paling sempurna yang pernah saya lihat selama hidup ini. Saya merasakan batang kejantanan saya mulai bangkit lebih tinggi menyaksikan pemandangan yang teramat indah ini.
Dokter Vivi kembali menghampiri saya. Ia menyodorkan payudaranya yang menggantung kenyal ke wajah saya. Tanpa mau membuang waktu, saya langsung menerima pemberiannya. Mulut saya langsung menyergap payudara nan indah ini. Sambil menyedot-nyedot puting susunya yang amat tinggi itu, mengingatkan saya ketika menyusu pada kedua suster tadi malam.“Uuuhh.. Aaah..” Dokter Vivi mendesah-desah tatkala lidah saya menjilat-jilati ujung puting susunya yang begitu tinggi menantang.Saya permainkan puting susu yang memang amat menggiurkan ini dengan bebasnya. Sekali-sekali saya gigit puting susunya itu. Tidak cukup keras memang, namun cukup membuat Dokter Vivi menggelinjang sambil meringis-ringis.
Tidak lama kemudian, saya menarik tangan Dokter Vivi agar ikut naik ke atas tempat tidur. Dokter Vivi memahami apa maksud saya. Ia langsung naik ke atas tubuh saya yang terbaring telentang di tempat tidur. Perlahan-lahan dengan tubuh sedikit menunduk, ia mengarahkan kemaluan saya ke lubang kewanitaannya yang di sekelilingnya ditumbuhi bulu-bulu lebat kehitaman. Lalu dengan cukup keras, setelah batang kejantanan saya sudah masuk 2 cm ke dalam liang senggamanya, ia menurunkan pantatnya, membuat senjata saya hampir tertelan seluruhnya di dalam lubang surganya. Saya melenguh keras dan menggerinjal-gerinjal cukup kencang waktu ujung kepala kemaluan saya menyentuh pangkal rahim Dokter Vivi. Menyadari bahwa saya mulai terangsang, Dokter Vivi menambah kualitas permainannya. Ia menggerak-gerakkan pantatnya, berputar-putar ke kiri ke kanan dan naik turun ke atas ke bawah. Begitu seterusnya berulang-ulang dengan tempo yang semakin lama semakin tinggi. Membuat tubuh saya menjadi meregang merasakan nikmat yang bukan main.
Saya merasa sudah hampir tidak tahan lagi. Batang keperkasaan saya sudah nyaris menyemprotkan cairan kenikmatan lagi. Namun saya mencoba menahannya sekuat tenaga dan mencoba mengimbangi permainan Dokter Vivi yang liar itu.Akhirnya, “Aaahh..” jerit saya.“Ouuhh..!” desah Dokter Vivi.Dokter Vivi dan saya menjerit keras. Kami berdua mencapai klimaks hampir bersamaan. Saya menyemprotkan air mani saya di dalam liang rahim Dokter Vivi yang masih berdenyut-denyut menjepit keperkasaan saya yang masih kelihatan tegang itu.
Lalu, wajah, mata, dahi, hidung saya habis diciumi oleh Dokter Vivi sambil berkata, “Terima kasih Mas Sony, ohh.. endangg..!”Kami tidak lama kemudian tertidur dalam posisi yang sama, yaitu kakinya melingkar di pinggang saya sambil memeluk tubuh saya dengan hangat. Nah itulah cerita saya.
TAMAT

Aku dan 3 Cewek Cantik

Entah mengapa, semakin sering aku melakukan making love dengan seseorang, membuat kehidupan sex aku semakin baik aja. Dan entah semuanya itu semakin bisa aku nikmati. Mungkin semua ini adalah dampak dari terlalu tingginya libiloku sehingga saat aku mood, tidak jarang setelah pulang kerja aku melakukan dengan teman kantorku.
Aku selalu bersyukur mempunyai kelebihan dalam urusan bercinta. Ditambah Pengetahuan sex aku yang aku dapatkan dari film bf, buku-buku sampai obrolan-obrolan dengan teman di kantorku, membuat aku semakin bisa menyelami tentang apa itu sex. Sehingga aku benar-benar fasih dalam menerjemahkan apa yang aku dapat dari pengetahuan tentang sex. Itu terbukti dengan keluarnya banyak pujian dari para teman making love aku. Rata-rata mereka sangat puas saat bercinta denganku, dan mereka menemukan, merasakan dan menikmati sesuatu yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan dalam masalah sex.
*****
Cerita ini berawal dari perkenalanku dengan seorang wanita karir, yang entah bagaimana ceritanya wanita karir tersebut mengetahui nomor kantorku.
Siang itu disaat aku hendak makan siang tiba-tiba telepon lineku berbunyi dan ternyata operator memberitau saya kalau ada telepon dari seorag wanita yang engak mau menyebutkan namanya dan setelah kau angkat.
“Hallo, selamat siang joko,” suara wanita yang sangat manja terdengar.“Helo juga, siapa ya ini?” tanyaku serius.“Namaku Karina,” kata wanita tersebut mengenalkan diri.“Maaf, Mbak Karina tahu nomor telepon kantor saya dari mana?” tanyaku menyelidiki.“Oya, aku temannya Yanti dan dari dia aku dapat nomor kamu,” jelasnya.“Ooo.. Yanti,” kataku datar.
Aku mengingat kisahku, sebelumnya yang berjudul empat lawan satu. Yanti adalah seorang wanita karir yang juga ‘mewarnai’ kehidupan sex aku.
“Gimana kabarnya Yanti dan dimana sekarang dia tinggal?” tanyaku.“Baik, sekarang dia tinggal di Surabaya, dia titip salam kangen sama kamu,” jelas Karina.
Sekitar 10 menit, kami berdua mengobrol layaknya orang sudah kenal lama. Suara Karina yang lembut dan manja, membuat aku menerka-nerka bagaimana bentuk fisiknya dari wanita tersebut. Saat aku membayangkan bentuk fisiknya, Karina membuyarkan lamunanku.
“Hallo.. Joko, kamu masih disitu?” tanya Karina.“Iya.. Iya Mbak..” kataku gugup.“Hayo mikirin siapa, lagi mikirin Yanti yaa?” tanyanya menggodaku.“Nggak kok, malahan mikirin Mbak Karina tuh,” celetukku.“Masa sih.. Aku jadi GR deh” dengan nada yang sangat menggoda.“Joko, boleh nggak aku bertemu dengan kamu?” tanya Karina.“Boleh aja Mbak.. Bahkan aku senang bisa bertemu dengan kamu,” jawabanku semangat“Oke deh, kita ketemuan dimana nih?” tanyanya semangat.“Terserah Mbak deh, Joko sih ngikut aja?” jawabku pasrah.“Oke deh, nanti sore aku tunggu kamu di Mc. Donald plasa senayan,” katanya.“Oke, sampai nanti joko.. Aku tunggu kamu jam 18.30,” sambil berkata demikian, aku pun langsung menutup teleponku.
Aku segera meluncur ke kantin untuk makan siang yang sempat tertunda itu. Sambil membayangkan kembali gimana wajah wanita yang barusan saja menelpon aku. Setelah aku selesai makan aku pun langsung segera balik ke kantor untuk melakukan aktivitas selanjutnya.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, tiba saatnya aku pulang kantor dan aku segera meluncur ke plasa senayan. Sebelumnya prepare dikantor, aku mandi dan membersihkan diri setelah seharian aku bekerja. Untuk perlengkapan mandi, aku sengaja membelinya dikantin karena aku nggak mau ketemu wanita dengan tanpak kotor dan bau badan, kan aku menjadi nggak pede dengan hal seperti itu.
Tiba di Plasa Senayan, aku segera memarkirkan mobil kijangku dilantai dasar. Jam menunjukkan pukul 18.15. Aku segera menuju ke MC. Donald seperti yang dikatakan Karina. Aku segera mengambil tempat duduk disisi pagar jalan, sehingga aku bisa melihat orang lalu lalang diarea pertokaan tersebut.
Saat mataku melihat situasi sekelilingku, bola mataku berhenti pada seorang wanita setengan baya yang duduk sendirian. Menurut perkiraanku, wanita ini berumur sekitar 32 tahun. Wajahnya yang lumayan putih dan juga cantik, membuat aku tertegun, nataku yang nakal, berusaha menjelajahi pemadangan yang indah dipandang yang sangat menggiurkan apa lagi abgian depan yang sangat menonjol itu. Kakinya yang jenjang, ditambah dengan belahan pahanya yang putih dan juga montok dibalik rok mininya, membuat aku semakin gemas. Dalam hatiku, wah betapa bahagianya diriku bila yang aku lihat itu adalah orang yang menghubungiku tadi siang dan aku lebih bahagia lagi bila dapat merasakan tubuhnya yang indah itu.
Tiba-tiba wanita itu berdiri dan menghampiri tempat dudukku. Dadaku berdetuk kencang ketika dia benar-benar mengambil tempat duduk semeja dengan aku.
“Maaf apakah kamu Joko?” tanyanya sambil menatapku.“Iy.. Iyaa.. Kamu pasti Karina,” tanyaku balik sambil berdiri dan mengulurkan tanganku.
Jarinya yang lentik menyetuh tanganku untuk bersalaman dan darahku terasa mendesr ketika tangannya yang lembut dan juga halus meremas tangaku dengan penuh perasaan.
“Silahkan duduk Karina,” kataku sambil menarik satu kursi di depanku.“Terima kasih,” kata Karina sambil tersenyum.“Dari tadi kamu duduk disitu kok nggak langsung kesini aja sih?” tanyaku.“Aku tadi sempat ragu-ragu, apakah kamu memang Joko,” jelasnya.“Aku juga tadi berpikir, apakah wanita yang cantik itu adalah kamu?” kataku sambil tersenyum.
Kami bercerita panjang lebar tentang apapun yang bisa diceritakan, kadang-kadang kami berdua saling bercanda, saling menggoda dan sesekali bicara yang ‘menyerempet’ ke arah sex. Lesung pipinya yang dalam, menambah cantik saja wajahnya yang semakin matang.
Dari pembicaraan tersebut, terungkaplah kalau Karina adalah seorang wanita yang sedang bertugas di Jakarta. Karina adalah seorang pengusaha dan kebetulan selama 4 hari dinas di Jakarta.
“Karin, kamu kenal Yanti dimana?” tanyaku.
Yanti adalah teman chattingku di YM, aku dan Yanti sering online bersama. Dan kami terbuka satu sama lain dalam hal apapun. Begitu juga kisah rumah tangga, bahkan masalah sex sekalipun. Mulutnya yang mungil menjelaskan dengan penuh semangat.
“Emangnya Yanti menikah kapan? Aku kok nggak pernah diberitahu sih,” tanyaku penuh penasaran.“Dia menikah dua minggu yang lalu dan aku nggak tahu kenapa dia nggak mau memberi tahu kamu sebelumnya,” Jawabnya penuh pengertian.“Ooo, begitu..” kataku sambil manggut-manggut.“Ini adalah hari pertamaku di Jakarta dan aku berencana menginap 4 hari, sampai urusan kantorku selesai,” jelasnya tanpa aku tanya.“Sebenarnya tadi Yanti juga mau dateng tapi berhubung ada acara keluarga jadi kemungkinan dia akan datang besok harinya dia bisa dateng,” jelasnya kembali.“Memangnya Mbak Karina menginap dimana nih?” tanyaku penasaran.“Kebetulan sama kantor sudah dipesankan kamar buat aku di hotel H..”jelasnya.“Mmm, emangnya Mbak sama siapa sih?” tanyaku menyelidik.“Ya sendirilah, Joko.. Makanya saat itu aku tanya Yanti,” katanya“Tanya apa?” tanyaku mengejar.“Apakah punya teman yang bisa menemaniku selama aku di Jakarta,” katanya.“Dan dari situlah aku tahu nomor telepon kamu,” lanjutnya.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 10.25 wib, dan aku lihat sekelilingku pertokoan mulai sepi karena memang sudah mulai larut malam. Dan toko pun sudah mulai tutup.
“Jok.. Kamu mau anter aku balik ke hotel nggak?” tanyanya.“Boleh, masa iya sih aku tega sih biarin kamu balik ke hotel sendirian,” kataku.
Setelah obrolan singkat, kami segera menuju parkiran mobil dan segera meluncur ke hotel H.. Yang tidak jauh dari pusat pertokoan Plasa Senayan. Aku dan Karina bergegas menuju lift untuk naik ke lantai 5, dan sesampainya di depan kamarnya, Karina menawarkan aku untuk masuk sejenak. Bau parfum yang mengundang syaraf kelaki-lakianku serasa berontak ketika berjalan dibelakangnya.
Dan ketika aku hendak masuk ternyata ada dua orang wanita yang sedang asyik ngegosip dan mereka pun tersenyum setelah aku masuk kekamarnya. Dalam batinku, aku tenyata dibohongi ternyata dia nggak sendiri. Karina pun memperkenalkan teman-temannya yang cantik dan juga sex yang berbadan tinggi dan juga mempunyai payudara yang besar dia adalah Miranda(36b) sedangkan yang mempunyai badan yang teramat sexy ini dan juga berpayudara yang sama besarnya bernama Dahlia(36b). Dan mereka pun mempersilahkan aku duduk.
Tanpa dikomando lagi mereka pun perlahan-lahan memulai membuka pakaian mereka satu persatu, aku hanya bisa melotot saja tak berkedip sekali pun, tak terasa adik kecilku pun segera bangun dari tidurnya dan segera bangun dan langsung mengeras seketika itu juga. Setelah mereka telanjang bulat terlihatlah pemandangan yang sangat indah sekali dengan payudara yang besar, Karina pun langsung menciumku dengan ganasnya aku sampai nggak bisa bernafas karena serangan yang sangat mendadak itu dan aku mencoba menghentikannya.
Setelah itu dia pun memohon kepadaku agar aku memberikan kenikmatan yang pernah aku berikan sama Yanti dan kawan-kawan. Setelah itu Karina pun langsung menciumku dengan garangnya dan aku pun nggak mau tinggal diam aku pun langsung membalas ciumannya dengan garang pula, lidah kamipun beraduan, aku mulai menghisap lidahnya biar dalam dan juga sebaliknya. Sedangkan Miranda mengulum penisku ke dalam mulutnya, mengocok dimulutnya yang membuat sensasi yang tidak bisa aku ungkapkan tanpa sadar aku pun mendesah.
“Aaahh enak Mir, terus Mir hisap terus, aahh..”
Sedangkan Dahlia menghisap buah zakarku dengan lembutnya membuat aku semakin nggak tertahankan untuk mengakhiri saja permaianan itu. Aku pun mulai menjilati vagina Karina dengan lembut dan perlahan-lahan biar dia bisa merasakan permaianan yang aku buat. Karina pun menjerit keras sambil berdesis bertanda dia menikmati permainanku itu.
Mirandapun nggak mau kalah dia menghisap payudaranya Karina sedangkan Dahlia mencium bibir Karina agar tidak berteriak ataupun mendesis. Setelah beberapa lama aku menjilati vaginanya terasa badannya mulai menegang dan dia pun mendesah.“Jok.. Akuu mauu keeluuarr.”
Nggak beberapa lama keluarlah cairan yang sangat banyak itu akupun langsung menghisapnya sampai bersih tanpa tersisa. Setelah itu aku pun langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Karina, perlahan-lahan aku masukkan penisku dan sekali hentakan langsung masuk semua ke dalam vaginanya yang sudah basah itu. Aku pun langsung menggenjotnya dengan sangat perlahan-lahan sambil menikamati sodokan demi sodokan yang aku lakukan dan Karina pun mulai mendesah nggak karuan.
“Aaahh enak Jok, terus Jok, enak Jok, lebih dalam Jok aahh, sstt..”
Membuat aku bertambah nafsu, goyanganku pun semakin aku percepat dan dia mulai berkicau lagi.
“Aaahh enak Jok, penis kamu enak banget Jok, aahh..”
Setelah beberapa lama aku mengocok, diapun mulai mengejang yang kedua kalinya akupun semakin mempercepat kocokanku dan tak beberapa lama aku mengocoknya keluarlah cairan dengan sangat derasnya dan terasa sekali mengalir disekitar penisku. Akupun segera mencabut penisku yang masih tegang itu. Miranda segera mengulum penisku yang masih banyak mengalir cairan Karina yang menempel pada penisku, sedangkan Dahlia menghisap vaginanya Karina yang masih keluar dalam vaginanya dengan penuh nafsunya.
Miranda pun mulai mengambil posisi, dia diatas sedangkan aku dibawah. Dituntunnya penisku untuk memasuki vaginanya Miranda dan serentak langsung masuk. Bless.. Terasa sekali kehangatan didalam vaginanya Miranda. Dia pun mulai menaik turunkan pantatnya dan disaat seperti itulah dia mulai mempercepat goyangannya yang membuat aku semakin nggak karuan menahan sensasi yang diberikan oleh Miranda.
Dahlia pun mulai menghisap payudara Miranda penuh gairah, sedangkan Karina mencium bibir Miranda dengan garangnya, Miranda mempercepat goyangannya yang membuat aku mendesah.
“Aaahh enak Mir.. Terus Mir.. Goyang terus Mir.. Lebih dalam lagi Mir.. Aaahh sstt”
Dan selang beberapa menit aku merasakan penisku mulai berdenyut,
“Mir.. Aku.. ingiin keeluuaarr”
Seketika itu juga muncratlah air maniku didalam vaginanya, entah berapa kali munceratnya aku nggak tahu karena terlalu nikmatnya dan diapun masih mengoyang semakin cepat. Seketika itu juga tubuhnya mulai menegang dan terasa sekali vaginanya berdenyut dan selang beberapa lama keluarlah cairan yang sangat banyak sekali, aku pun langsung mengeluarkan penisku yang sudah basah kuyup ditimpa cairan cinta. Mereka pun berebutan menjilati sisa-sia cairan yang masih ada dipenisku, Dahlia pun langsung menjilati vaginanya Miranda yang masih mengalir cairan yang masih menetes di vaginanya. Akupun melihat mereka seperti kelaparan yang sedang berebutan makanan, setelah selang beberapa lama aku mulai memeluk Dahlia dan aku pun mulai mencium bibirnya dan mulai turun ke lehernya yang jenjang menjadi sasaranku yang mulai menari-nari diatasnya.
“Ooohh.. Joko.. Geelli..” desah Dahlia.
Serangan bibirku semakin menjadi-jadi dilehernya, sehingga dia hanya bisa merem melek mengikuti jilatan lidahku.
Miranda dan Karina mereka asyik berciuman dan saling menjilat payudara mereka. Setelah aku puas dilehernya, aku mulai menurunkan tubuhnya sehingga bibirku sekarang berhadapan dengan 2 buah bukit kembarnya yang masih ketat dan kencang. Aku pun mulai menjilati dan sekali-kali aku gigit puntingnya dengan gigitan kecil yang membuat dia tambah terangsang lagi dan dia medesah.
“Aaahh enak sekali Jok.. Terus Jok hisap terus Jok enak Jok aahh sstt..”
Dahlia pun membalasnya dengan mencium bibirku dengan nafsunya dan setelah itu turun ke pusar dan setelah itu dia mulai mengulum, mengocok, menjilat penisku didalam mulutnya. Setelah dia puas aku kembali menyerangnya langsung ke arah lubang vaginanya yang memerah dan disekelilingi rambut-rambut yang begitu lebat. Aroma wangi dari lubang kewanitaannya, membuat tubuhku berdesis hebat. Tanpa menunggu lama lagi, lidahku langsung aku julurkan kepermukaan bibir vagina.
Tanganku bereaksi untuk menyibak rambut yang tumbuh disekitar selangkangannya untuk memudahkan aksiku menjilati vaginanya.
“Ssstt.. Jok.. Nikmat sekali.. Ughh,” rintihnya.
Tubuhnya menggelinjang, sesekali diangkat menghindari jilatan lidahku diujung clitorisnya. Gerak tubuh Dahlia yang terkadang berputar-putar dan naik turun, membuat lidahku semakin menghujam lebih dalam ke lubang vaginanya.
“Joko.. Gila banget lidah kamu..” rintihnya“Terus.. Sayang.. Jangan lepaskan..” pintanya.
Paha Dahlia dibuka lebar sekali sehingga memudahkan lidahku untuk menjilatnya. Dahlia menggigit bibir bawahnya seakan menahan rasa nikmat yang bergejola dihatinya.
“Oohh.. Joko, aku nggak tahan.. Ugh..” rintihnya.“Joko cepet masukan penis kamu aku sudah nggak tahan nih,” pintanya.
Perlahan aku angkat kaki kanannya dan aku baringkan ranjang yang empuk itu. Batang kemaluanku sudah mulai mencari lubang kewanitaannya dan sekali hentak.
“Bleest..” kepala penisku menggoyang vaginanya Dahlia.“Aowww.. Gila besar sekali Jok.. Punya kamu,” Dahlia merintih.
Gerakan maju mundur pinggulku membuat tubuh Dahlia mengelinjang hebat danm sesekali memutar pinggulnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa dibatang kemaluanku.
“Joko.. Jangan berhenti sayang.. Oogghh,” pinta Dahlia.
Dahlia terus menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri seirama dengan penisku yang menghujam dalam pada lubang kewanitaannya. Sesekali Dahlia membantu pinggulnya untuk berputar-putar.
“Joko.. Kamu.. Memang.. Jagoo.. Ooohh,” kepalannya bergerak ke kiri dan ke kanan seperti orang triping.
Beberapa saat kemudian Dahlia seperti orang kesurupan dan ingin memacu birahinya sekencang mungkin. Aku berusaha mempermainkan birahinya, disaat Dahlia semakin liar. Tempo yang semula tinggi dengan spontan aku kurangi sampai seperti gerakan lambat, sehingga centi demi centi batang kemaluanku terasa sekali mengoyang dinding vagina Dahlia.
“Joko.. Terus.. Sayang.. Jangan berhenti..” Dahlia meminta.
Permainanku benar-benar memancing birahi Dahlia untuk mencapai kepuasan birahinya. Sesaat kemudian, Dahlia benar-benar tidak bisa mengontrol birahinya. Tubuhnya bergerak hebat.
“Joko.. Aakuu.. Kelluuaarr.. Aaakkhh.. Goyang sayang,” rintih Dahlia.
Gerakan penisku kubuat patah-patah, sehingga membuat birahi Dahlia semakin tak terkendali.
“Jok.. Ooo.. Aaammpuunn,” rintihnya panjang.
Bersamaan dengan rintihan tersebut, aku menekan penisku dengan dalam hingga mentok dilangit-langit vagina Dahlia. Aku merasakan semburan cairan membasahi seluruh penisku.
Dahlia yang sudah mendapat kedua orgasmenya, sedangkan aku masih berusaha untuk mencari kepuasan birahiku. Posisi Dahlia, sekarang menungging. Penisku yang masih tertancap pada lubang vaginanya langsung aku hujamkan kembali ke lubang vaginanya Dahlia.
“Ooohh.. Joko.. Kamu.. Memang.. Ahli..” katanya sambil merintih.
Kedua tanganku mencengkeram pinggul Dahlia dan menekan tubuhnya supaya penisku bisa lebih menusuk ke dalam lubang vaginanya.
“Dahlia.. Vagina kamu memang enak banget,” pujiku.“Kamu suka minum jamu yaa kok seret?” tanyaku.
Dahlia hanya tersenyum dan kembali memejamkan matanya menikmati tusukan penisku yang tiada hentinya. Batang kemaluanku terasa dipijiti oleh vagina Dahlia dan hal tersebut menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Permainan sexku diterima Dahlia karena ternyata wanita tersebut bisa mengimbangi permainan aku.
Sampai akhirnya aku tidak bisa menahan kenikmatan yang mulai tadi sudah mengoyak birahiku.
“Dahlia.. Aku mau.. Keluar..”kataku mendesah.“Aku juga sayang.. Ooohh.. Nikmat terus.. Terus..” Dahlia merintih.“Joko.. Keluarin didalam.. Aku ingin rasakan semprotan.. Kamu..” pintanya.“Iya sudah.. Ooogh.. Aaakhh..” rintihku.
Gerekan maju mundur dibelakang tubuh Dahlia semakin kencang, semakin cepat dan semakin liar. Kami berdua berusaha mencapai puncak bersama-sama.
“Joko.. Aku.. Aku.. Ngaak kkuuaatt.. Aaakhh” rintih Dahlia.“Aku juga sudah.. Ooogh.. Dahh,” aku merintih.“Crut.. Crut.. Crut..” spermaku muncrat membanjiri vaginanya Dahlia.
Karena begitu banyak spermaku yang keluar, beberapa tetes sampai keluar dicelah vagina Dahlia. Setelah beberapa saat kemudian Dahlia membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan tubuhku.
“Joko, ternyata Yanti benar, kamu jago banget dalam urusan sex. Kamu memang luar biasa” kata Dahlia merintih.“Biasa aja kok Mbak, aku hanya melakukan sepenuh hatiku saja,” kataku merendah.“Kamu luar biasa..” Dahlia tidak meneruskan kata-katanya karena bibirnya yang mungil kembali menyerang bibirku yang masih termangu.
Segera aku palingkan wajahku ke arah Karina dan Miranda, ternyata mereka sudah tertidur pulas mungkin karena sudah terlalu lelah, dan akupun tak kuasa menahan lelah dan akhirnya akupun tertidur pulas. Dan setelah 4 jam aku tertidur aku pun terbangun karena ada sesuatu yang sedang mengulum batang kemaluanku dan ternyata Miranda sudah bangun dan aku pun menikmatinya sambil menggigit bibir bawahku. Dan kuraih tubuhnya dan kucium bibirnya penuh dengan gairah dan akhirnya kami pun mengulang kembali sampai besok harinya. Dengan terpaksa aku menginap karena pertarunganku dengan mereka semakin seru aja.
Ketika pagi telah tiba akupun langsung ke kamar mandi di ikuti oleh mereka dan akupun mandi bareng dan permainan dimulai kembali didetik-detik ronde terakhir. Tanpa terasa kami berempat sudah naik didalam bathup, kami mandi bersama. Guyuran air dipancurkan shower membuat tubuh mereka yang molek bersinar diterpa cahaya lampu yang dipancarkan ke seluruh ruangan tersebut. Dengan halus, mereka menuangkan sabun cair dari perlengkapan bag shop punya mereka. Aku mengosok keseluruh tubuh mereka satu persatu, sesekali jariku yang nakal memilih punting mereka.
“Ughh.. Joko..” mereka merintih dan bergerak saat aku permainkan puntignya yang memerah.
Sebelum aku meinggalkan mereka, kami berempat berburu kenikmatan. Dan entah sudah berapa kali mereka yang sedang membutuhkan kehangatan mendapatkan orgasme. Kami memburu kenikmatan berkali-kali, kami berempat memburu birahinya yang tidak kenyang.
Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 08.00 wib, dimana aku harus berangkat kerja dan pada jam seperti ini jalanan macet akupun mempercepat jalannya agar tidak terkena macet yang berkepanjangan. Aku meninggalkan Hotel H.. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang sudah ditinggalkan oleh permainan tadi.
E N D

3 Lawan 1

Hallo para netter, aku akan menceritakan pengalamanku menjadi seorang gigolo, cerita ini tidak dibuat-buat, cerita ini benar-benar terjadi.
Namaku dedi, umur 24 tahun. Aku seorang gigolo di kota Bandung. Aku akan menceritakan pengalamanku melayani sekaligus 4 pelangganku dalam semalam. Aku menggeluti profesi ini sudah 4 tahun, dan sejak itu aku mempunyai pelanggan tetap namanya Tante Mira (bukan nama asli), dia seorang janda tidak mempunyai anak, tinggal di Bandung, orangnya cantik, putih, payudaranya besar walaupun sudah kendor sedikit, dia keturunan tionghoa. Dia seorang yang kaya, memiliki beberapa perusahaan di Bandung dan Jakarta, dan memeiliki saham di sebuah hotel berbintang di Bandung.Sabtu pukul 7 pagi, HP-ku berbunyi dan terdengar suara seorang wanita, dan kulihat ternyata nomor HP Tante Mira.“Hallo Sayang.. lagi ngapain nich.. udah bangun?” katanya.“Oh Tante.. ada apa nich, tumben nelpon pagi-pagi?” kataku.“Kamu nanti sore ada acara nggak?” katanya.“Nggak ada Tante.. emang mo ke mana Tante?” tanyaku.“Nggak, nanti sore anter Tante ke puncak yach sama relasi Tante, bisa khan?” katanya.“Bisa tante.. aku siap kok?” jawabku.“Oke deh Say.. nanti sore Tante jemput kamu di tempatmu”, katanya.“Oke.. Tante”, balasku, dengan itu juga pembicaraan di HP terputus dan aku pun beranjak ke kamar mandi untuk mandi.
Sore jam 5, aku sudah siap-siap dan berpakaian rapi karena Tante Mira akan membawa teman relasinya. Selang beberapa menit sebuah mobil mercy new eye warnah hitam berkaca gelap berhenti di depan rumahku. Ternyata itu mobil Tante Mira, langsung aku keluar menghampiri mobil itu sesudah aku mengunci seluruh pintu rumah dan jendela.
Aku pun langsung masuk ke dalam mobil itu duduk di jok belakang, setelah masuk mobil pun bergerak maju menuju tujuan. Di dalam mobil, aku diperkenalkan kepada dua cewek relasinya oleh tante, gila mereka cantik-cantik walaupun umur mereka sudah 40 tahun, namanya Tante Lisa umurnya 41 tahun kulitnya putih, payudaranya besar, dia merupakan istri seorang pengusaha kaya di Jakarta dan Tante Meri 39 tahun, payudaranya juga besar, kulitnya putih, juga seorang istri pengusaha di Jakarta. Mereka adalah relasi bisnis Tante Mira dari Jakarta yang sedang melakukan bisnis di Bandung, dan diajak oleh Tante Mira refreshing ke villanya di kawasan Puncak. Keduanya keturunan Tionghoa.
Di dalam mobil, kami pun terlibat obralan ngalor-ngidul, dan mereka diberitahu bahwa aku ini seorang gigolo langganannya dan mereka juga mengatakan ingin mencoba kehebatanku.
Selang beberapa menit obrolan pun berhenti, dan kulihat Tante Lisa yang duduk di sebelahku, di sofa belakang, tangannya mulai nakal meraba-raba paha dan selangkanganku. Aku mengerti maksudnya, kugeser dudukku dan berdekatan dengan Tante Lisa, lalu tangan Tante Lisa, meremas batang kemaluanku dari balik celana. Dengan inisatifku sendiri, aku membuka reitsleting celana panjangku dan mengeluarkan batang kemaluanku yang sudah tegak berdiri dan besar itu. Tante Lisa kaget dan matanya melotot ketika melihat batang kemaluanku besar dan sudah membengkak itu. Tante Lisa langsung bicara kepadaku, “Wow.. Ded, kontol kamu gede amat, punya suamiku aja kalah besar sama punya kamu..” katanya.“Masa sich Tante”, kataku sambil tanganku meremas-remas payudaranya dari luar bajunya.“Iya.. boleh minta nggak, Tante pengen ngerasain kontol kamu ini sambil kontolku dikocok-kocok dan diremas-remas, lalu dibelai mesra?” katanya.“Boleh aja.. kapan pun Tante mau, pasti Dedi kasih”, kataku yang langsung disambut Tante Lisa dengan membungkukkan badannya lalu batang kemaluanku dijilat-jilat dan dimasukakkan ke dalam mulutnya, dengan rakusnya batang kemaluanku masuk semua ke dalam mulutnya sambil disedot-sedot dan dikocok-kocok.
Tante Meri yang duduk di jok depan sesekali menelan air liurnya dan tertawa kecil melihat batang kemaluanku yang sedang asyik dinikmati oleh Tante Lisa. Tnganku mulai membuka beberapa kancing baju Tante Lisa dan mengeluarkan kedua payudaranya yang besar itu dari balik BH-nya. lalu kuremas-remas.
“Tante.. susu tante besar sekali.. boleh Dedi minta?” tanyaku.Tante Lisa hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu tanganku mulai meremas-remas payudaranya. Tangan kiriku mulai turun ke bawah selangkangannya, dan aku mengelus-ngelus paha yang putih mulus itu lalu naik ke atas selangkangannya, dari balik CD-nya jariku masuk ke dalam liang kewanitaannya. Saat jariku masuk, mata Tante Lisa merem melek dan medesah kenikmatan, “Akhh.. akhh.. akhh.. terus sayang..”
Beberapa jam kemudian, aku sudah tidak tahan mau keluar.“Tante.. Dedi mau keluar nich..” kataku.“Keluarain di mulut Tante aja”, katanya.Selang beberapa menit, “Croot.. croot.. crott..” air maniku keluar, muncrat di dalam mulut Tante Lisa, lalu Tante Lisa menyapu bersih seluruh air maniku.
Kemudian aku pun merobah posisi. Kini aku yang membungkukkan badanku, dan mulai menyingkap rok dan melepaskan CD warna hitam yang dipakainya. Setelah CD-nya terlepas, aku mulai mencium dan menjilat liang kewanitaannya yang sudah basah itu. Aku masih terus memainkan liang kewanitaannya sambil tanganku dimasukkan ke liang senggamanya dan tangan kiriku meremas-remas payudara yang kiri dan kanan.
Sepuluh menit kemudian, aku merubah posisi. Kini Tante Lisa kupangku dan kuarahkan batang kemaluanku masuk ke dalam liang senggamanya, “Bless.. belss.” batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaannya, dan Tante Lisa menggelinjang kenikmatan, ku naik-turunkan pinggul Tante Lisa, dan batang kemaluanku keluar masuk dengan leluasa di liang kewanitaannya.
Satu jam kemudian, kami berdua sudah tidak kuat menahan orgasme, kemudian kucabut batang kemaluanku dari liang kewanitaannya, lalu kusuruh Tante Lisa untuk mengocok dan melumat batang kemaluanku dan akhirnya, “Croot.. crott.. croott..” air maniku muncrat di dalam mulut Tante Lisa. Seketika itu juga kami berdua terkulai lemas. Kemudian aku pun tertidur di dalam mobil.
sesampainya di villa Tante Mira sekitar jam 8 malam. Lalu mobil masuk ke dalam pekarangan villa. Kami berempat keluar dari mobil. Tante Mira memanggil penjaga villa, lalu menyuruhnya untuk pulang dan disuruhnya besok sore kembali lagi.
kami berempat pun masuk ke dalam villa, karena lelah dalam perjalanan aku langsung menuju kamar tidur yang biasa kutempati saat aku diajak ke villa Tante Mira. Begitu aku masuk ke dalam kamar dan hendak tidur-tiduran, aku terkejut ketika ke 3 tante itu masuk ke dalam kamarku dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelain benang pun yang menempel di tubuhnya. Kemudian mereka naik ke atas tempat tidurku dan mendorongku untuk tiduran, lalu mereka berhasil melucuti pakaianku hingga bugil. Batang kemaluanku diserang oleh Tante Meri dan Tante Mira, sedangkan Tante Lisa kusuruh dia mengangkang di atas wajahku, lalu mulai menjilati dan menciumi liang kewanitaan Tante Lisa.
Dengan ganasnya mereka berdua secara bergantian menjilati, menyedot dan mengocok batang kemaluanku, hingga aku kewalahan dan merasakan nikmat yang luar biasa. Kemudian kulihat Tante Meri sedang mengatur posisi mengangkang di selangkanganku dan mengarahkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya, “Bless.. bleess..” batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Meri, lalu Tante Meri menaik turunkan pinggulnya dan aku merasakan liang kewanitaan yang hangat dan sudah basah itu. Aku terus menjilat-jilat dan sesekali memasukkan jariku ke dalam liang kewanitaan Tante Lisa, sedangakan Tante Mira meremas-remas payudara Tante Meri.
Beberapa jam kemudian, Tante Meri sudah orgasme dan Tante Meri terkulai lemas dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sebelahku sambil mencium pipiku. Kini giliran Tante Mira yang naik di selangkanganku dan mulai memasukan batang kemaluanku yang masih tegak berdiri ke liang senggamanya, “Bleess.. bleess..” batang kemaluanku pun masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Mira. Sama seperti Tante Meri, pinggul Tante Mira dinaik-turunkan dan diputar-putar.
Setengah jam kemudian, Tante Mira sudah mencapai puncak orgasme juga dan dia terkulai lemas juga, langsung kucabut batang kemaluanku dari liang kewanitaan Tante Mira, lalu kusuruh Tante Lisa untuk berdiri sebentar, dan aku mengajaknya untuk duduk di atas meja rias yang ada di kamar itu, lalu kubuka lebar-lebar kedua pahanya dan kuarahkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya, “Bless..bleess..” batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Lisa. Kukocok-kocok maju mundur batang kemaluanku di dalam liang kewanitaan Tante Lisa, dan terdengar desahan hebat, “Akhh.. akhh.. akhh.. terus sayang.. enak..” Aku terus mengocok senjataku, selang beberapa menit aku mengubah posisi, kusuruh dia membungkuk dengan gaya doggy style lalu kumasukan batang kemaluanku dari arah belakang. “Akhh.. akhh..” terdengar lagi desahan Tante Lisa. Aku tidak peduli dengan desahan-desahannya, aku terus mengocok-ngocok batang kemaluanku di liang kewanitaannya sambil tanganku meremas-remas kedua buah dada yang besar putih yang bergoyang-goyang menggantung itu.
Aku merasakan liang kewanitaan Tante Lisa basah dan ternyata Tante Lisa sudah keluar. Aku merubah posisi, kini Tante Lisa kusuruh tiduran di lantai, di atas karpet dan kubuka lebar-lebar pahanya dan kuangkat kedua kakinya lalu kumasukkan batang kemaluanku ke dalam liang kewanitaannya, “Bless.. bless.. bless..” batang kemaluanku masuk dan mulai bekerja kembali mengocok-ngocok di dalam liang kewanitaannya. Selang beberapa menit, aku sudah tidak tahan lagi, lalu kutanya ke Tante Lisa, “Tante, aku mau keluar nich.. di dalam apa di luar?” tanyaku.“Di dalam aja Sayang..” pintanya.Kemudian, “Crott.. croott.. croott..” air maniku muncrat di dalam liang kewanitaan Tante Lisa, kemudian aku jatuh terkulai lemas menindih tubuh Tante Lisa sedangkan kejantananku masih manancap dengan perkasanya di dalam liang kewanitaannya.
Kami berempat pun tidur di kamarku, keesokan harinya kami berempat melakukan hal yang sama di depan TV dekat perapian, di kamar mandi, maupun di dapur.
Bila ada tante-tante atau cewek-cewek yang kesepian atau butuh kehangatan dan kejantanan seorang pria atau ada yang mau mencoba kejantananku, bisa hubungi e-mailku.
TAMAT

Oral di kantor

Aku mempunyai teman kantor, namanya Lisa sedikit gambaran tentang Lisa ini , keturunan chinese dengan tinggi 165 berat 55 kg , jadi sepintas kelihatan agak semook tapi sexy banget , apalagi kalau lihat bokongnya wuiiih pasti ke bayang-bayang dehh... .Kebetulan Lisa ini orangnya baik banget sama aku, setiap dia pergi dari luar kota maupun dari luar negeri pasti dia bawa oleh-oleh buatku. Sebetulnya aku tidak punya perasaan macam-macam sama Lisa, tapi berhubung keadaan , situasi mendukung maka terjadilah perselingkuhanku dengannya.Lisa minta tolong sama aku untuk diajarkan mengirim e-mail untuk kekasihnya yang ada di luar negeri,dan aku bilang " ok nanti aku ajarin setelah jam pulang kantor di ruanganku " dan Lisa jawab " ok nanti kalau sudah jam pulang aku menuju ruanganmu .."Sekitar jam 17:15 Lisa sudah datang diruanganku , kebetulan (kebetulan terus ) seisi ruanganku sudah pada pulang semua. Aku duduk di kursi sambil mengahadap ke Computer , sedangkan Lisa ada disebelah kiriku dengan seksama dia memperhatikan apa yang kuajarkan. Tangan kananku ada pada mouse sedangkan tangan kiri kuletakkan di paha kiriku. Lisa memepetkan badannya untuk melihat apa yang ada di layar monitor tanpa sengaja paha kanannya tersentuh tangan kiriku. Sebetulnya waktu itu aku tidak punya perasaan apa-apa , karena aku pikir kita teman baik dan Lisa orangnya juga baik sekali.Setelah bersentuhan kulirik pahanya yang putih mulus dan terasa gentaloku menyesakkan celana katunku. Lumayan juga aku mengajari Lisa untuk send & receive e-mail jam telah menunjukkan pk 18:00 , seluruh karyawan kantor sudah pada pulang semua tinggal aku berdua dengan si Lisa.Maka kuberanikan untuk menyentuh paha putih yang muluuus itudengan sangat perlahaaan sekali, aku takut kalau Lisa nanti marah bisa gawat soalnya namanya juga teman. eh eh ternyata si Lisa diam saja dan pura - pura tanya bagaimana cara membuka home page yang di internet. Aku gembira setengah mati karena kusangka dia pasti marah atau paling enggak negur aku karena berani menyentuh pahanya yang putih. Sekitar 2 menit aku elus - elus pahanya terus kunaikkan jari-jariku sedikit demi sedikit keatas menuju pangkal pahanya and Lisa mulai merem sambil tanganya merangkul pundakku sambil tetap berdiri disebelahku , akupun masih tetap duduk pura- pura memandangi layar monitor , karena bagaimanapun baru kali aku melakukan perselingkuhan. Ujung jari tengahku menyentuh pangkal paha dan merasakan sekumpulan rambut hitam yang agak lembab dan masih di tutupi oleh celana dalam, Lisa mendesah sambil mengucapkan ' mas Ton kok kamu lakukan padaku ?? .... " Apakah kamu belum pernah melakukan yang seperti ini ???, kalau memang belum pernah aku akan stop dan tidak akan melakukan ini padamu .."dan aku juga minta maaf apa yang telah kuperbuat padamu .."Ternyata Lisa diam aja matanya merem lagi sambil mendesah , sementara aku berkata tadi jari tengahku sudah melewati celah celana dalamnya sehingga menyentuh bibir kemaluannya.Kuteruskan tanganku bergeriya dan ku gesek-gesekkan di clitorisnya, kira - kira 15 menit aku bermain lubang & bibir kemaluannya , sambil setengah sadar diberkata"aduh...geliii.., geliii.. mas Tooon..." tanpa kusadari tangan dan celana dalam Lisa sudah basah berlendir, tangannya rapat memegang pundakku dan mulut kami telah beradu, sambil saling mengulum , Keadaan masih seperti semula aku duduk sedangkan Lisa setengah membungkukkan badannya dengan lidah saling menari , mendesah tanpa rasa canggung lagi sementara tanganku masih bergerilya di lubang kemaluannya. Tangan kanannya kubimbing kearah celana katunku dan kubuka resleting celana dan juga celana dalam sebatas paha , maka tersembulah burungku keluar dengan berdiri tegak siap untuk diapain aja ( pokoknya jangan di potong ). Kusuruh Lisa untuk memegang plus mengelus- elus burungku secara perlahan, sementara aku sudah napsu buangetkuraih celana dalamnya dan kutarik rok span kantornya keatas ( di perut ) kududukan di meja hadapanku kubuka kancing bajunya kuraih juga tali pengait BH nya maka sudah lengkaplah yang ada di depan hidungku ini, sambil tetap kukulum mulutnya hingga turun ke leher kujilati semuanya sampai pada akhirnya ke puncak gunung kembarnya , Lisa mengerang keenakkan . Tangan Lisa tetap meremas dan mengelus burungku. setelah agak lama aku menyusu, lalu kubisikan kepadanya " Lisa bagaimana kalau burung ku masuk ke sangkarnya ..? " . " Lisa belum pernah melakukannya mas Toonn., Lisa takut ...Oh ternyata si Lisa ini masih virgin , belum pernah kemaluannya dimasukin oleh benda tumpul. Memang aku punya prinsip melakukan asal suka sama suka dan tidak merusak masa depan seseorang dan lagi aku masih takut untuk melangkah lebih jauh . Tapi berhubung aku sudah nggak ku-ku ( kuat ) maka kusuruh Lisa untuk mengulum burungku, kuturunkan Lisa dari atas meja dan jongkok di bawah meja sambil kubimbing mulutnya untuk mengulum burungku.Pertama-tama dia agak ragu-ragu karena menurut pengakuannya belum pernah Lisa melakukan ORAL. Kukatakan padanya bahwa nggak apa-apa asal air maninya jangan di telan. Akhirnya dengan perlahan bibirnya mengecup ujung dari burungku dan dengan sangat berhati - hati dimasukkannya burungku ke dalam mulutnya. Kusuruh ia bervariasi untuk menjilati batang kemaluan dari ujung lubang kemaluan sampai buah pelirku .Kira - kira 15 menit Lisa mengulum burungku sambil kupegang kepalanya dan kadang ku pelintir pentil susunya.Setelah 15 menit aku merasa ada yang mau keluar dari mulut burungku. Aku berkata " Lis... aku sudah mau keluaaarrr... "Dia lepas mulutnya dari burungku dan aku suruh dia ngocok burungku, maka muncratlah air maniku membasahi buah dada dan perutnya, aku mendesah keenakan " sshh......" , sambil bersandar di kursi saking enaknya. Setelah itu Lisa berdiri dan membenahi BH dan CD nya dan baju serta rok spannya walaupun sudah agak awut-awutan.Pada waktu itu jam telah menunjukkan pk 20:10, aku menawarkan jasa untuk mengantarnya sambil mengucapkan terima kasih dan tak lupa ku remas bongkahan pantatnya yang sexy.Kuantar Lisa pulang dengan mobilku dengan hati dan rasa yang puas sekali, yang kebetulan rumah nya tidak begitu jauh dari kantor dan satu arah dengan aku menuju pulang.
Demikianlah kisahku dengan Lisa , hubunganku terus berlanjut tapi hanya sebatas oral and oral aja kami lakukan di kantor juga dimobil terkadang juga chek in di hotel ,tapi tidak sampai lebih dari itu karena aku tidak mau merusak masa depannya dan juga aku belum pernah bersetubuh dengan perempuan lain selain istriku. Lisa juga senang dengan apa yang kulakukan padanya , walaupun sebenarnya kita tidak punya rasa saling cinta hanya saja iseng belaka tapi mempunyai makna yang uuuueeeenaakk tenaaan..... and bebas penyakit.
TAMAT

Sopir Pemuas Nafsu

Ini adalah kisah nyata sepupuku Renal yang diceritakan kepadaku dan dia memintaku untuk mengirim keCPTK situs yang pertama kali aku kenali kepadanya,situs khusus dewasa waktu ia belum bekerja. Sekarangdia kerja jadi supir pribadi di tempat Bu Nani yangusianya sekitar 30 tahunan, Janda beranak satu yang ditinggal mati suaminya empat tahun yang lalu.
Berikut ini adalah kisahnya:
Setelah tamat dari sekolah, aku mencoba merantau keJakarta. Aku berasal dari keluarga yang tergolongmiskin. Di kampung ayahku sebagai supir angkot ibukubekerja sebagai buruh tani. Aku anak pertama danmemiliki seorang adik perempuan, yang masih sekolah diSMP.
Aku ke Jakarta hanya berbekal ijazah SMU. Dalamperjalanan ke Jakarta. Di Jakarta aku numpang di rumahsepupu, yang kebetulan orangtuanya punya Usaha warteg.Dan mereka sudah punya rumah sendiri, sepupuku yangterpaut usia 1 tahun denganku sedang kuliah di salahsatu PTS Jakarta selatan. Selain berbekal ijazah yangnyaris tiada artinya itu, aku memiliki keterampilanhanya sebagai supir angkot. Aku bisa menyetir mobil,karena aku di kampung, setelah pulang sekolah selaludiajak Bapakku untuk narik angkot. Aku menjadikeneknya, Bapak supirnya. Tiga tahun pengalamanmenjadi awak angkot, cukup membekal aku denganketerampilan setir mobil.
Aku hampir putus asa tatkala tinggal di Jakarta,karena setelah tinggal tiga bulan aku belum juga dapatkerja. Aku malu kalau harus ngerepotin Bude dan pakdeku. Yah walaupun aku tinggal gak hanya diam aja, akuikut Bantu-bantu di warteg.Hingga Pada suatu hari, yakni hari selasa, ketika akusedang bantu-bantu di warteg, aku dipanggil Pakde yangmenawarkanku menjadi supir pribadi Bu Nani. Dia adalahbos pak Nuridin yang biasa makan di warteg Pakdeku.Aku langsung menyanggupi tawaran itu, dan segera gantibaju untuk ikut dengan pak Nuridin ke Rumahnya BuNani. Ketika memasuki halaman rumah yang besar sepertiistana itu, hatiku berdebar tak karuan. Kamidipersilahkan duduk oleh seorang pembantu muda diruang tamu yang megah itu, tak lama kemudian munculseorang wanita yang tampaknya muda. Kami memberihormat pada wanita itu. Wanita itu tersenyum ramahsekali dan mempersilahkan kami duduk, Pak Nuridindipersilahkan kembali ke kantor oleh wanita itu, dandi ruangan yang megah itu hanya ada aku dan dia siwanita itu.
"Benar kamu mau jadi supir pribadiku?", tanyanya ramahseraya melontarkan senyum manisnya."Iya Nyonya, saya siap menjadi supir nyonya.",jawabku."jangan panggil Nyonya, panggil saja saya Ibu Nani.",sergahnya halus.Aku mengangguk setuju."Kamu masih kuliah ?""Tidak nyonya eh...Bu?!", jawabku."Saya baru tamat SMU, tapi saya berpengalaman menjadisupir sudah tiga ahun", sambungku.
Wanita itu menatapku dalam-dalam. Ditatapnya pulamataku hingga aku jadi slah tingkah. Diperhatikannyaaku dari atas sampai ke bawah."Kamu masih muda sekali, ganteng, nampaknya sopan,kenapa mau jadi supir?" tanyanya."Saya butuh uang untuk kuliah Bu", jawabku."Baik, saya setuju, kamu jadi supir saya, tapi harusready setiap saat. Gimana, okey?""Saya siap Bu.", jawabku."Kamu setiap pagi harus sudah ready di rumah ini pukulenam, lalu antar saya ke tempat saya Fitness, setelahitu antar saya ke salon, belanja, atau kemana sayasuka. Kemudian setelah sore, kamu boleh pulang, gimanasiap?""Saya siap Bu", jawabku."Oh... ya, siapa namamu?" Tanyanya sambil mengulurkantangannya.Spontan aku menyambut dan memegang telapak tangannya,kami bersalaman."Saya Renal Bu, panggil saja saya Renal.", jawabku.
Dirumah yang sebesar itu, hanya tinggal Ibu Nani danSonia anaknya yang berumur 8 tahun serta seorangpembantu yang bernama Iis, janda juga, suaminya sudahmeninggal empat tahun yang lalu karena kecelakaan.
Setahun berlalu tak terasa sudah memasuki tahunpertama aku kerja jadi supir bu Nani. Dan di awaltahun pelajaran aku masuk ke PTS di Jakarta. Keakrabandengan Bu Nani semakin terasa. Setelah pulang Fitness,dia minta jalan-jalan dulu. Yang konyol, dia selalududuk di depan, disebelahku, hingga terkadang aku jadikagok menyetir, tapi lama lama biasa.
Suatu hari kami melakukan perjalanan ke puncak, bahkansampai jalan-jalan sekedar putar-putar saja di kotaSukabumi, hari sudah mulai gelap dan kami kembalimeneruskan perjalanan ke Jakarta. Ditengah perjalanandi jalan yang gelap gulita, Bu Nani minta untukberbelok ke suatu tempat. Aku menurut saja apaperintahnya. Aku tak kenal daerah itu, yang kutahuhanya berupa perkebunan luas dan sepi serta gelapgulita. Ditengah kebun itu bu Nani minta aku berhentidan mematikan mesin mobil. Aku masih tak mengerti akantingkah Bu Nani.Tiba-tiba saja tangan BuMaya menarik lengaku."Coba rebahkan kepalamu di pangkuanku Nal?", pintanya.
Aku menurut saja, karena masih belum mengerti.Astaga... setelah aku merebahkan kepalaku di pangkuanBu Nani dengan keadaan kepala menghadap keatas, kakimenjulur keluar pintu, Bu Nani menarik kaosnya ketas.Wow... samar-samar kulihat buah dadanya yang besar danmontok. Buah dada itu didekatkan ke wajahku. Lalu diaberkata:"Cium nal Cium... isaplah, mainkan sayang...?",pintanya.Baru aku mengerti, Bu Nani mengajak aku ketempat inisekedar melampiaskan nafsunya. Sebagai laki-lakinormal, karuan saja aku bereaksi, kejantananku hidupdan bergairah.
Kupegangi tetek Bu Nani yang montok itu, kujilatiputingnya dan kuisap-isap. Tampak nafas Bu Naniterengah-engah tak karuan, menandakan nafsu biarahinyasedang naik. Aku masih mengisap dan menjilatiteteknya. Lalu Bu nani minta agar aku bangun sebentar.
Dia melorotkan celana trainingnya hingga kebawah kaki.Bagian bawah tubuh Bu Nani tampak bugil. Samar-samaroleh sinar bulan di kegelapan itu.
"Jilat Nal jilatlah, aku nafsu sekali, jilat sayang",pinta Bu nani agar aku menjilati memeknya.
Oh... memek itu besar sekali, menjendol sepertikura-kura. Tampaknya dia sedang birahi sekali, sepertiputing teteknya yang ereksi. Aku menurut saja, sepertisudah terhipnotis. Memek Bu Nani wangi sekali, mungkinsewaktu di restauran tadi dia membersihkan kelaminnyadan memberi wewangian. Sebab dia sempat ke toiletuntuk waktu yang lumayang lama. Mungkin disana diamembersihkan diri. Dia tadi ke toilet membawa sertatas pribadinya. Dan disana pula dia mengadakanpersiapan untuk menggempur aku. Kujilati liangkemaluan itu, tapi Bu Nani tak puas. Disuruhnya akukeluar mobil dan disusul olehnya. Bu Nani membukabagasi mobil dan mengambil kain semacam karpet kecillalu dibentangkan diatas rerumputan. Dia merebahkantubuhnya diatas kain itu dan merentangnya kakinya."Ayo Nal, lakukan, hanya ada kita berdua disini,jangan sia-siakan kesempatan ini Nal, aku sayang kamuNal", katanya setengah berbisik.Aku tak menjawab, aku hanya melakukan perintahnya, dansedikit bicara banyak kerja. Ku buka semua pakaianku,lalu ku tindih tubuh Bu nani.
Dipeluknya aku, dirogohnya alat kelaminku dandimasukkan kedalam memeknya. Kami bersetubuh ditengahkebun gelap itu alam suasana malam yang remang-remangoleh sinar gemintang di langit. Aku menggenjot memekBu Nani sekuat mungkin.
"Jangan keluar dulua ya? Saya belum puas", pintanyamesra.Aku diam saja, aku masih melakukan adegan mengocokdengan gerakan penis keluar masuk lubang memek BuNani. Nikmat sekali memek ini, pikirku. Lalu Bu Mayapindah posisi, dia diatas, dan bukan mainpermainannya, goyangnyanya.
"Remas tetekku Nal, remaslah... yang kencang ya?",pintanya.Aku meremasnya."Cium bibirku Nal..cium!"Aku mencium bibir indah itu dan kuisap lidahnyadalam-dalam, nikmat sekali, sesekali dia mengerangkenikmatan.
"Sekarang isap tetekku, teruskan... terus... Oh...Ohhhh... Nal... Renal... Ohhh.... aku keluar nal...aku kalah..."Dia mencubiti pinggulku, sesekali tawanya genit.
"Kamu curang... aku kalah", ujarnya."Sekarang gilirang kamu nal... keluarkan sebanyakmungkin ya?", pintanya."Saya sudah keluar dari tadi Bu, tapi saya tetapbertahan, takut Ibu marah nanti", jawabku."Oh Ya?... gila... kuat amat kamu?!", balas Bu Nanisambul mencubit pipiku.
"Kenapa Ibu suka main di tempat begini gelap?""Aku suka alam terbuka, di alam terbuka aku bergairahsekali. Kita akan lebih sering mencari tempat sepertialam terbuka. Minggu depan kita naik kapal pesiarku,kita main diatas kapal pesiar di tengah ombakbergulung. Atau kita main di pinggir sungai yang sepi,ah... terserah kemana kamu mau ya Nal?"
Selesai main, setelah kami membersihkan alat vitalhanya dengan kertas tisue dan air yang kami ambil darijerikan di bagasi mobil, kami istirahat. Bu Nani yangsekarang tidur di pangkuanku. Kami ngobrol panjanglebar, ngalor-ngidul. Setelah sekian lama istirahat,kontolku berdiri lagi, dan dirasakan oleh kepala Bunani yang menyentuh batang kejantananku. Tak banyakkomentar celanaku dibukanya, dan aku dalam sekejapsudah bugil. Disuruhnya aku tidur dengan kakimerentang, lalu Bu nani membuka celananya yang tanpacelana dalam itu. Bu nani mengocok-ngocok penisku,mengurut naik-turun. Karuan saja penisku semakinmembesar dan membesar. Diisapnya penisku yang sudahereksi besar sekali, dimainkannya lidah Bu Nani diujung penisku. Setelah itu, Bu nani menempelkan buahdadanya yang besar itu di penisku. Dijepitkannyapenisku kedalam tetek besar itu, lalu di goyang-goyangseperti gerakan mengocok.
"Giaman Nal? Enah anggak?""Enak Bu, awas lho nanti muncrat Bu", jawabku..."Enggak apa, ayo keluarkan, nanti kujilati pejumu, akumau kok!"
Bu nani masih giat bekerja giat, dia berusaha untukmemuaskan aku. Tak lama kemudian, Bu nani naikkeposisi atas dan seperti menduduki penisku, tapilobang memeknya dimasuki penisku. Digoyang terus...hingga aku merasakan nikat yang luar biasa. Tiba-tibaBu nani terdiam, berhenti bekerja, lalu berkata:"Rasakan ya Nal? Pasti kamu bakal ketagihan."Aku membisu saja. dan ternyata Ohh... memek Bu nanibisa melakukan gerakan empot-empot, menyedot-nyedotdan mengurut-urut batang kontolku dari bagian kepalahingga ke bagian batang bawah, Oh... nikmat sekali,ini yang namanya empot ayam, luar biasa kepiawaian Bunani dalam bidang seksual."Enak sayang?", tanyanya.Belum sempat aku menjawab, yah... aku keluar, airmaniku berhamburan tumpah ditenga liang kemaluan Bunani.
"Itu yang namanya empot-empot Nal, itulah gunanyasenam sex. Berarti aku sukses latihan senam sex selamaini", katanya bangga."Sekarang kamu puasin aku ya ?", Kata Bu nani serayamengambil posisi nungging.Kutancapkan lagi kontolku yang masih ereksi kedalammemek Bu Nani, Ku genjot terus."Yang dalam Nal... yang dalam ya... teruskansayang...? oh....enak sekali penismu... oh... terussayang ?!" Pinta Bu Nani.
Aku masih memuaskan Bu Nani, aku tak mau kalah,kujilati pula lubang memeknya, duburnya dan seluruhtubuhnya. Ternyata Bu Nani orgasme setelah akumenjlati seluruh tubuhnya."Kamu pintar sekali Nal? Belajar dimana?""Tidak bu, refleks saja", jawabku.
Sebelum kami meninggalkan tempat itu, Bu Nani masihsempat minta satu adegan lagi. Tapi kali ini hanyasedikit melorotkan celana trainingnya saja. Demikianpula aku, hanya membuka bagian penis saja. Bu Naniminta aku melakukanya di dalam mobil, tapi ruangannyasempit sekali. Dengan susah payang kami melakukannyadan akhirnya toh juga mengambil posisinya berdiridengan tubuh Bu Nani disandarkan di mobil sambilmengangkat sedikit kaki kanannya.
Sejak saat malam pertama kami itu, aku dan Bu Nanisering bepergian keluar kota, ke pulau seribu, kepinggir pantai, ke semak-semak di sebuah desaterpencil, yah pokoknya dia cari tempat-tempat yanganeh-aneh. Tak kusadari kalau aku sebenarnya menjadigigolonya Bu nani. Dan beliau pun semakin sayangpadaku, uang mengalir terus ke kocekku, tanpa pernahaku meminta bayaran. Dia menyanggupi untuk membiayaikuliah hingga tamat, asal aku tetap selalu bersama BuNani yang cantik itu.
buat para pemabaca yang ingin seperti bu nani diatassilahkan kirim email ke saya.
TAMAT

Nikmatnya Perkenalan Pertama

Ini adalah kisah ku (Randi) yang paling berkesan dalam hidup saya. Kali ini saya akan menceritakan pengalam yang paling berkesan itu ...Diwaktu aku pergi keluar kota untuk melakukan PKL (praktek Kerja Lapangan) aku ditempatkan di sebuah sekolah yang terkenal, jurusan aku Teknologi Informasi dan diwaktu itu aku pertama kali bertemu dengan seorang wanita yang cantik dan manis anggap saja namanya (Rina).Setelah aku berkenalan dengan nya dan bercerita tentang diri masing-masing ternyata dia karyawan di sekolah itu,sertadia bekerja sebagai staf TU sekolah itu dan dia ternyata Alumni sekola itu juga. Pas diwaktu MOS murid baru tahun ajaran ini dia memanggil aku untuk berbagi cerita, setelah lama bercerita dia bertanya kepadaku"Ran...Apa kamu udah punya pacar ? Aku menjawab Belum dan ternyata dia berbalik bertanya "Yang benarrr...Jujur dog ?Aku menjawab "Benar ko..Aku belum punya pacar.. Emangnya kenapa ? aku berbalik bertanya. Dia menjawab 'kalau belum aku mau kok jadi......Dia menggantung pembicaraannya Aku kembali bertanya ":kenapa dipotong pembicaranya lanjutkan saja..Ngak apa-apa kok...Aku ngerti... Saat itulah dia mengatakan cintanya kepadaku dan aku pertama kali ragu-ragu menjawabnya dan dia terus bertanya kepadaku " kenapa diam jawab dong ....' Aku menjawabnya dan aku menerimanyaSedang asyik-asyiknya berbicara hari hajun dan dia semakin dekat dengan aku. Dia berkata 'Udara dingin nya ..?Aku menjawab "iya...' setelah hujan reda di permisi untuk kembali bekerja
Keesokan harinya di kembali menemui ku untuk bercerita. Dia orangnya emang agak agresif tapi itulah cewek yang aku suka dan di sedikit bercerita tentang sex. Aku tidak menolak pembicaraan itu dan aku membalas percakapan itu dengan rayuan gombal. dia bertanya kepadaku "Randi apa kamu udah pernah Nge.sek..? Aku menjawab 'Belum.. AKu berbalik bertanya kepadanya 'Kalau kamu bagaimana rina.. Udah Pernah...? Dia menjawab 'belumsecara tak sengaja aku melihat pangkal dada nya yang mulus itu dan aku mulai teransang karena pemandangan yang indah itu.dan di berkata kepada ku ' Mau lihat yang sesungguhnya ..? AKu menjawab "kalau ngak keberetan....aku pikir dia akan marah marah malah dia mengajak aku ngentot... karena dalam lingkungan sekolah aku sedikit malu-malu...Dia mengajak aku ngentot di Kamar mandi sekolah itu. Saat aku pertama kali memegang tanggan nya darah ku mulai naik dan burung ku mulai siap untuk bertempur dengannya. Aku kunci pintu kamar mandi , setelah itu aku mulai meraba-raba seluruh tubuhnya dan dia mulai teransang. aku terus mencium bibirnya yang belum pernah dicium oleh orang lain dan aku terus mencium sampai terus kebawah dan jari-jemariku terus menelusuri taman indahnya itu dan di mulai mendesah..Ahhhhh.. terus...dan dia melepas seluruh pakaiannya dan aku mulai menyusu kepadanya dan dia merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan... setelah aku puas aku suruh dan aku bimbing dia untuk mengulum kontol ku tapi, dia kulum batang kontolku secara perlahan-lahan tapi pasti. setelah kami berdurasi lebih dari 10 menit dia meminta aku untuk memasukkan kontolku kedalam memeknya. Sambil berdiri aku angkat kaki kirinya dan aku mulai memasukkan kontolku secara perlahan-lahan dan dia menjerit kesakitan. 'Ahh...sakit....ttttt' aku menghentikan sejenak dan meluncurkan lagi dan keluarlah darah perawannya dari memeknya dengan demikian aku lebih leluasa memasukkan kontolku dalam memeknya dan dia mendesah dengan kerasnya...Randi....ahh,.hhh sakittttt.tak lama kemudian aku merasakan ada cairan hangat yang membasahai batang kontolku ternyata dia telah keluar duluan dan dia mulai lemas...dengan demikaian aku mulai memainkannya dengan beberapa gaya sampai-sampai dia takberdaya. aku memakai gay doggi setelah aku memaikan nya ternyata dia kelaur sekali lagi dan dia minta untuk berhenti tapi punya ku belum keluar maka aku terus menhajrnya dan menyerangnya.Tak lama kemudian aku merasakan yang belum pernah aku rasakan dan cairan hangat yang keluar dari batang kontolku keluar "Croootttt....croott...tttt' dan dia merasakan apa yang kau rasakan dan kami saling bepelukan dan menikmati bersama atas kenikamatan yang diraih secara bersama. Sampai aku selesai PKL aku terus melakukan adegan itu, Kapan pun yang aku mau. malahan dia yang mengajak aku bermain. terutama pada waktu malam minggu kami sering melakukan hal ini.
TAMAT

Indahnya Kebersamaan

Sebelum bercerita,aku ingin memperkenalkan diri. Namaku Metta,tp banyak teman-temanku yg memanggil Eta’. Setatus kuw mahasiswi di salah satu PTN di kota ku.Mungkin orang-orang berpikir akuw gadis yang aneh ataw gila. Gak terduga. Semenit yang lalu akuw bisa diam,kalem,manis dan apalah itu namanya,semenit kemudian akuw bisa menjadi liar,norak,rame penuh sensasi. Saat ini umurku baru 19thn. Akuw gadis yg biasa saja,dibilang cantik akuw gak begitu cantik. Dibilang jelek akuw jauh dari jelek. Body ku juga tidak begitu bagus. Malah terkesan gendut,akuw gadis dengan tinggi 160cm dengan berat badan 62kg. Gendut kan? Tapi entah kenapa sembilan dari sepuluh laki-laki,yang hidung belang ataw pun yang hidungnya kembang-kembang melihat akuw seperti mau makan. Kata salah satu mantan kuw mengatakan,biarpun body kuw gendut but its ok. ’’perfect’’ itu yg terucap dari mulutnya. Ya,mungkin itu kata mantan kuw. Sepasang gunung kembar berukuran 36A yg padat dan kenyal. Dan pantat yang membukit sempurna. Semua dibalut oleh kulit putih.
Akuw kehilangan virgin kuw saat akuw dibangku kelas 3 SMA. Memang se masih terlalu muda untuk umur kuw. Toh itu sudah terjadi,dan akuw tidak menyesali itu. Mungkin akuw bangga akan hilangnya virgin kuw.
Jangan berpikir ataw nuduh akuw cewek rusak,hanya gara-gara akuw kehilangan virgin saat usia 17thn,ataw gara-gara akuw suka minum tequila. Itu salah. Akuw gak pernah melacurkan diri. Akuw gak pernah jual diri. Akuw kadang memang meminta dibelikan sepatu ataw tas yang agak mahal sedikit sama pacar ku. Tapi hanya sekali-kali dan itu hanya sama pacar kuw saja. Itu pun harus tanpa pamrih,gak ada imbalan. Dia gak boleh minta akuw ngapa-ngapain setelahnya. Klo akuw pacaran Cuma ciuman ya dia hanya dapat ciuman. Nggak lebih! Klo pacarannya udah sampe jilat cupang leher sampai sedikit kebawah, ya dia gak akan bisa lebih kebawah lagi.
Itu prinsip kuw. Dan gak bisa ditawar! Tadi akuw bilang jangan nuduh akuw cewek rusak gara-gara akuw gak virgin, karena akuw gak tau rusak dimata orang. Dan mereka gak mengenal akuw. Jangan bilang akuw cewek rusak karena akuw suka minum tequila,kan? Ini juga karna prinsip. Minum tequila adalah urusan pribadi kuw. Mabok selama gak mengganggu orang juga sah-sah saja buat akuw. Mabok selama dia punya alasan itu gak masalah. Mabok yang gak jelas juntrungannya itu yang gak bagus. Mabok yang buat senang-senang juga gak bagus,dan itu bukan mabok yang akuw hormati. Akuw mabok juga sebagai mekanisme pertahanan kuw untuk menghadapi stress yang udah cukup kacau.
Saat ini akuw tinggal disebuah rumah kontraan tipe27 di perumahan yang letaknya dekat dengan kampus ku. Akuw memilih kontrak daripada tinggal di rumah sendiri,dengan alasan ingin lebih konsentrasi dengan kuliah kuw. Lingkungan tempatkuw tinggal sepi,tetangganya juga tidak begitu cerewet. Disini akuw terkenal anak yg manis.
Depan rumah kuw tinggal 2 orang pemuda. Mas Doni dan Ebe,mereka bedua bersaudara. Mas Doni kira-kira berumur sekitar 26an lah,saat ini telah berkerja di salah satu perusahaan asuransi swasta di kota kuw. Dia berbadan tegap,atletis dan lumayan. Ebe usia kita tidak berbeda jauh dengan kuw,dia satu kampus dengan kuw. Mereka berdua cukup ramah dan baik. Terkadang kami bercanda sampai larut malam. Dan bercanda kami cukup menjurus lah. Akuw senang membuat mereka salah tingkah. Ataw melihat hidung pinokio mereka.
Boleh dibilang akuw dekat sekali dengan mereka. Terkadang akuw tidak sungkan menceritakan hal-hal pribadiku kepada mereka berdua. Akuw lebih dekat dengan mas Doni,mungkin karena dia lebih dewasa dan mengerti akuw.Akuw suka sekali memancing perhatian mereka berdua,dengan akuw memakai pakaian yang sedikit terbuka. Memang akuw suka sekali mamakai pakaian yang terbuka,karena lebih nyaman. Dan akuw juga suka sekali memakai hotspans karena kulit paha kuw juga butuh sinar matahari.
Setiap sore mas Doni dan Ebe datang kerumah kuw,sekedar ngobrol ataw nonton TV ataw DVD.
”Ta,km mo nonton gak?”suara mas Doni menggetkan kuw yg sedang tiduran di sofa dengan posisi ya boleh dibilang hot dengan pakaian daster mini.”wih,,,blom nonton ni filem dah teggang duluan ne”mata mas doni tidak jauh-jauh dari belahan dada kuw yg terlihat jelas dari atas dan menatapnya dengan tatapan nakal.
”ya amplop mas,kayak gak pernah liat dada aja!”kata kuw dengan memeggang payudara kuw.”gak ah mas,bentar lagi danil mo kesini”
”iya tau deh yang mo kencan,tapi boleh kan akuw nonton disini.”akuw hanya menjawab dengan anggukan.”thx ratu kuw yg manis”
”ratu semut kali?”
Mas Doni duduk disebelah kuw dan nonton filem prancis yg gak jelas judulnya apa. Tangan mas Doni merangkul pinggang kuw,dan akuw tidak keberatan. Selama gak macem-macem its OK. Dengan sengaja akuw mendekatkan diri kuw,karena akuw ingin tahu apa reaksi selanjutnya. Ataw mungkin saat itu akuw sedang horny.
Akuw mendekatkan wajah kuw ke telinganya,mas Doni pun melihat kuw. Akuw merasakan nafas yang hangat dan begitu memburu. Dan tatapan mas Doni yg mengisaratkan ’boleh ya akuw cium kamu’. Akuw semakin tertantang dengan tatapan yg seperti itu. Akuw yakin sekali pasti cewek-cewek yang melihat dia mengatakan “ayo mas cepet cium akuw,ini lo bibir kuw,jangan diliat aja lo,ayo cium’ dasar cowok! Jujur saat itu akuw menginginkan nya.
“gila Ta’,akuw tu liat kamu gemes banget”
”terus napa klo gemes?mang mo diapain se?”jawab kuw,sambil medekatkan bibir kuw kepada bibirnya.
Mas Doni langsung melumat-melumat bibir kuw,dan akuw tidak membalas ciuman itu. Akuw hanya terdiam melihat dan membiarkan mas Doni melumat bibir kuw.Suara sepeda Danil menghentikan ciuman yg kurang lebih 5menit terjadi,dan terlihat jelas muka kecewa di wajah mas Doni.akuw tersenyum melihat itu. Senyuman yg mengisaratkan ’sabar yah,ntr kan masih bisa’
”hai babe”sapa kuw kepada Danil sambil memeluk dan mencium bibirnya,danil membalas ciuman kuw dan meremas pantatkuw.
”hai mas,Ebe mana?”sapa Danil kepada mas Doni.
“biasa”jawab mas Doni,dan Danil cuma mengangguk.
Danil gak pernah pikiran akuw selingkuh dengan kedua tetangga kuw. Dia terlalu percaya pada mereka.
“sayank akuw kangen banget ma kamu”akuw duduk di pangkuan Danil.
Tangan Danil dengan cepat meraba paha kuw,matanya tak lepas dari dada kuw. Dia mulai mencium kuw,akuw pun membalas ciumannya. Lidahnya bermain-main dengan lidah kuw. Dia mencium leherkuw. Dan akuw mulai terbawa suasana,tanpa memperdulikan mas Doni di sebelah kuw.
Danil mulai membuka tali daster kuw,sehingga dada kuw terlihat. Dia mulai asik meremas dada kuw. Dan menciumnya, akuw yang telah terbawa suasana pasrah saja saat danil menggit-gigit dada kuw. Puting kuw mulai mengeras.
“au,,,sakit a’!jangan digigit dunk!”kata kuw saat danil mengigit puting kuw.”sorry sayank,abis akuw gemes banget!”
“wah gimana se nil,kq sampe ke gigit?kan sakit ntar!”kata mas doni menyindir.”abis mas,,enak banget!”
Danil mencium bibir kuw kembali sambil meremas-remas dada kuw. Cukup puas memain kan dada kuw tangannya pindah ke paha kuw,dia meraba paha bagian dalam kuw. Dan tangan terus meraba ke daerah sensitif kuw. Membuat akuw serasa melayang. Dia memain kan tangannya di bibir miss V kuw.
Akuw meliahat muka mas Doni mupeng melihat kami bermesraan.Ringtones HP Danil mengaggetkan kuw,terutama Danil. Dan menghilangkan rasa yang tadi sudah melayang.
”halo,apa Rid.......”
Ternyata Danil harus meeting bersama anggota bandnya. Saat ini memang dia sedang sibuk-sibuknya membuat album indie. Ya itulah resiko punya pacar seorang pemain drum dari band yang sudah mulai dilirik.
”Its oke babe,akuw ngerti kok. Bandmu juga penting”kata kuw serasa mengerti posisinya sekarang. Sebenarnya dalam hati kuw ’sialan tu Farid bikin mood kuw ilang’”nanti klo sudah selesai akuw datang kesini lagi ya!”akuw mengangguk dan membetulkan tali daster kuw. Danil mencium kuw, tangannya pun mengusap-ngusap paha kuw. Dan dia pun pergi meninggalkan akuw.
”Yah kok ditutup se Ta’,kan lebih sexy klo gak diikat.”kata mas Doni”Yeee...itu mah mau mas Doni”jawab kuw sambil meremas payudara kuw dan itu membuat mas Doni menatap kuw semakin nakal.
“Gimana klo yang tadi diterusin,senut-senut ne liat kalian berdua. Mana tu teti nonjol manggil-manggil adek ku yang mulai mancung”
“Idih mas Doni,,,,,”jawab kuw sambil berjalan menuju dapur. Akuw ingin sekali mas Doni mengikutiku, memeluk kuw, mencium kuw dari belakang. Tapi sayang apa yang ada diangan kuw tidak terjadi.
Akuw pura-pura membuat minum”mas mau minum gak?” tanya kuw.
“Boleh,haus banget ne!”
“Mo minum apa ne?”tanya kuw sedikit menggoda
”Susu”jawabnya. Akuw sedikit kaget karena mas doni sudah ada di belakang kuw.”Susu apa?”tanya akuw kembali,dengan tatapan nakal.
Mas Doni tanpa sungkan meremas payudara kuw.”Idih mas Doni,,akuw tanya serius kok malah bikin akuw pengen”
”Ya ampun Ta’ kucing kalo dah liat ikan seger didepan matanya gak mungkin di anggurin. Apa lagi ikannya seger banget dan menantang kayak kamu gitu.”kata mas Doni yang semakin mendekat kearah kuw. Dan memeluk kuw. Tangannya meremas-remas pantat kuw dan kakinya mas Doni masuk keantara pahakuw.
Ya amplop ni dah menyimpang jauh dari prinsip kuw. Jangan sampe kejadian dech. ’Jangan...!!!pliss jangan Metta,sadar Met! Sama aja lo ngobral tubuh lo! Metta jangan!’
Akal sehat kuw berperang melawan hawa nafsu kuw,,,saat ini setan dalam diri kuw memenangkan pertarungan.
Akuw pun membalas ciuman mas Doni. Lidah mas Doni mulai masuk dalam rongga mulut kuw. Lidah kami masing-masing bermain dengan lincah dalalm rongga mulut. Saling menggit dan menyedot.
Puas ciuman dan bermain lidah,lidah mas Doni mulai turun ke leher kuw. Disana akuw merasakan nikmat. Mas Doni mencium dan mengigit kecil di leher kuw. Lidahnya pun dengan lincah menari di telinga kuw. Dan itu membuat akuw mengelijang. Tangan kanan mas Doni pun tak lupa memainkan perannya di payudara kuw. Tangan kirinya meremas pantat kuw.
Akuw pun tak ingin kalah. Akuw memeluk badan mas Doni yang atletis. Dan menjilat-jilat lehernya juga saat mas Doni mencium bagian dada kuw. Kulihat mas Doni semakin rakus seakan-akan dadakuw akan habis ataw dicuri orang. Mas Doni mengigit puting kuw yang mulai mengeras pelan,serasa dia mengerti jika akuw tidak begitu suka klo puting kuw digigit. Tangan mas Doni yang kiri pun mulai menjelajah bagian sensitif kuw. Dan akuw yakin semua cewek gak betah jika di sentuh seperti itu. Akuw mulai hanyut dalam permainan ini.
”aahh,,,uhhh,,,mas geli ah,,,udah ah mas,geli banget” tetapi mas Doni tidak menghiraukan perkataan akuw.
Akuw pun mulai memasukan tangan kuw ke dalam celana. Didalam celana sudah terasa ada yang sangat tegang dan mengeras. Mungin ukuran 15-17cm dengan diameter 3cm. Wow cool. Gila gede!
Akuw mulai penasaran dan menurunkan celana pendek mas Doni. Bener yang akuw bayang kan. Akuw pun berjongkok dan memegang pangkal adek mas Doni,dan menjilat batangnya yang sudah mulai mengeras. Akuw mulai memain kan lidah kuw di kepala adek kecil.”ahh,,,auuhfffff”erang mas Doni keenakkan. Akuw pun memasukan semua adeknya kedalam mulut kuw sampai ke tenggorokan kuw. Pengen muntah se dikit,tapi akuw bisa mengkontrol itu. ”aaahgrrr,,,gila Ta’,,,enak banget serasa bibir bawah,,,blowjob kamu enak banget” akuw pun semakin senang mendengar itu. Mantan-mantan kuw yang pernah akuw oral semua mengatakan blowjob kuw gak ada duanya. Mas doni menjambak rambut kuw dan mendorong kepalakuw dengan irama. ”aaah,,,ahh,auu,,,akuw mo keluar Ta’”akuw pun mempercepat memain kan adek kecil. Setelah 15 menit akuw memain kan adek kecil serasa ada yang menyemprot dalam mulut kuw. Akuw pun menelannya walaupun rasanya enek,asin campur baur bikin akuw mau muntah, but its Ok ”sorry ya Ta,akuw ngeluarin di mulut kamu. Ini bener-bener nikmat banget. Gak ada yang bisa ngoral akuw sampe keluar gitu”
Akuw hanya tersenyum,sebenarnya mulut kuw juga capek melakukan itu. Tapi akuw puas karna bisa membuat mas Doni puas.
Mas doni pun mencium bibir kuw. Tangan mas Doni kembali bermain di daerah Miss V kuw. Tapi kali ini CD kuw di turun kan.
Akuw pun duduk dan membuka kaki kuw sehingga memudah kan mas Doni bermain-main. Mas Doni jongkok dan mulai mengusap-ngusap Miss V dan memainkan benda yang mirip kacang yang ada di dalam Miss V kuw dengan tangannya. ”aaargggggghh” racau kuw. Mulut mas Doni mencium-cium daerah paha dalam kuw. Akuw mulai mengelijang. Dan menjambak rambutnya karena gak kuat menahan rasa yang membuat akuw terbang,lebih enak ini dari pada ganja yang sering akuw hisap. Lidah mas Doni kuw rasakan mulai mendekat kebibir Miss V kuw yang dari tadi sudah becek. Dan mulai menari lincah disitu. Akuw merasakan rasa yang amat dahsyat mengaliri tubuh kuw, seperti di setrum voltase tinggi.
”ahh,,,aaahhh,mas,,,,,,”akuw mulai meracau karena ke enakan. Akuw belom pernah seperti ini dengan mantan atau pun pacar kuw. Karna akuw gak mau di oral. Ternyata rasanya nikmat banget. Tak lama akuw merasakan lidah mas Doni menusuk-nusuk dan membuat kuw seperti di ubun-ubun ”aaahhhhh” serasa ada yang mengalir di dalam dinding Miss V kuw. Semakin becek Miss V kuw,semakin gila mas Doni memainkannya.”udah mas,Eta gak betah ne,,,udah ah mas,,,Serius ne!
”Ta’,,,,,ups Sorry!” Suara Ebe membuat akuw kaget begitupun mas Doni. Ebe pun memutar badan kembali,seakan dia mengerti. Seakan dia malu melihat akuw sedang bermain dengan kakaknya. Begitu pun akuw! Akuw sangat malu!
Tetapi mas Doni tidak merasa malu,malah dia meneruskan kegiatannya membuat akuw melayang jauh terbang. Mas Doni menusuk-nusuk Miss V kuw. Akuw tidak kuat menahan rasa yang akuw rasakan.
Akuw mengajak mas Doni kekamar kuw. Akuw melihat Ebe sedang duduk di sofa. Dia hanya mengatakan gerak bibir yang berkata ’sorry,i dunno’ akuw hanya tersenyum genit.Pikiran kuw pun mulai gila. Gimana ya wajah kuw saat bermain. Akuw berpikiran gimana kalo permainan kuw ini direkam. Gak mungkin kan kalo akuw melakukan ini dengan cowok kuw. Kan kalo ma cowok kuw gak ada yg jadi kameramen. Gak mungkin juga dengan Danil karna pacaran kami hanya sebatas sekwilda(sex wilayah dada).
Akuw berbisik kepada mas Doni tentang rencana kuw. Dan dia menyetujuinya.
Akuw berjalan kearah Ebe,dan mengatakan maksud kuw. Ternyata dia mengiyakannya.akuw mencium pipi Ebe. Kulihat wajah Ebe memerah.
Akuw mengambil handdycam kuw. Kuberikan pada Ebe.
Ebe mulai merekam sence,demi sence. Dan terkadang Ebe juga meremas dada kuw atau sekedar meraba-raba kuw.
Permainan kuw semakin menggila. Kami melakukan gaya-gaya yang akuw belom pernah melakukanya dengan cowok-cowok kuw dulu. Akuw merasa semakin sexy saat direkam. Gairah kuw juga semakin besar.
Mas Doni pun begitu dia semakin ganas,,,sepertinya dia hyper banget. Ebe pun mulai gelisah melihat permainan kami.
Keringat dan air liur bercampur menjadi satu. Suara erangan pun memenuhi setiap sudut kamar kuw. Saat ini akuw tidak merasakan malu sedikit pun. Malah akuw mersa sangat sexy. Dan mas Doni juga membantu kuw untuk mencapai kelimaks sampai berkali-kali. Mungkin mas Doni sudah ahli dalam hal ini.
Saat ini handdycam di pegang mas Doni,Ebe mulai mencium kuw. Tapi akuw menolaknya. Akuw melihat wajah yang begitu kecewa. Tapi Ebe bukan tipe yang pemaksa.“kapan-kapan akuw perkosa kamu Ta’”kata Ebe ditelinga kuw. Akuw hanya senyum mendengar itu.
Badan kuw terasa capek,penuh peluh dah ludah bekas jilatan. Akuw memakai daster mini kuw kembali.
“thx ya bro,,”akuw melihat mas Doni sudah berpakaian. Dan Ebe yang masih di ranjang kuw.”ngapain kamu disitu Be?ayo lo permainan udah selesai lo Be!”
“akuw gak mau pergi sebelom kamu cium akuw”jawab Ebe seperti anak kecil yang minta-gak dituruti.
“tidur aja disitu!akuw bisa tidur di sofa kok!” jawab kuw gak mau kalah.“Ta’ makasih ya!”kata mas Doni sambil mencium kuw dan meremas pantat kuw”thx banget ya!kamu memang Queen”
“biasa aja napa mas! Tu mas,Ebe gak mau pergi!”kata kuw manja. Mas Doni hanya tersenyum. Dan berlalu pulang
“ayo Be!jangan disitu lo.” Akuw pun mendekat kan badan kuw dan mencium Ebe. Ebe pun merangkul kuw dan membuat posisi yang akuw susah bergerak. Ebe menindih kuw. Dan mencium kuw dengan kasar. Akuw tak bisa mengelak. Tangan kuw di pegang di atas dengan tangan kanannya yang kuat. Sedangkan tangan kirinya meremas dada kuw. ”ayo lo Be!” akuw mulai lemah,gak tahan dengan perlakuan Ebe. ”Be pliss,,,,ayo lo akuw capek semua lo” tapi Ebe gak mendengarkan akuw. Dia makin asik dengan payudara kuw. ”Be!” bentak kuw
”sorry Ta’ kamu memang Hot banget!” Ebe mencium kening kuw. ”akuw gak tahan Ta’,”tapi kamu gak mesti kayak gini kan Be?”
”Ok”
Dia melepas kan akuw,dan duduk di pinggir ranjang.”Be,jangan marah ya!”Ebe geleng kan kepala.”sekarang akuw yang mulai mencium dia,dan membuka 2 kancing kemejanya. Akuw pun berpindah posisi yang tadi di belakangnya sekarang akuw duduk di pangkuannya. Ebe pun menyambut ciuman kuw. Akuw pun melakukannya sekali lagi. Tetapi tidak sehebat yang tadi. Dengan Ebe akuw lebih santai dan penuh kelembutan. Kami hanya memakai gaya konvensional. Cewek yang dibawah. Tetapi dengan menggunakan gaya ini akuw sangat puas. Akuw sangat merasakan gerakan demi gerakan maju mundur yang Ebe lakukan. Ebe termasuk pria yang tidak begitu suka kekerasaan. Dia bermain dengan penuh sayang. Memang dia pernah menyatakan cinta seminggu yang lalu. Saat ini akuw mulai merasakan getaran yang begitu hebat. Cuma dalam waktu 10 menit Ebe menyemburkan cairan hangat di liang Miss V kuw.
”sorry ya Ta’ akuw gak bisa puasin kamu seperti mas Doni”akuw mencium Ebe”gak Be,akuw lebih suka yang seperti ini” Ebe pun mencium kening kuw kembali.”dah ah,,,akuw mo mandi”
”thx ya Ta’” akuw mengangguk. Ebe mulai memakai pakainnya kembali.Pengalaman kuw hari ini sangat membuat akuw merasa sexy dan terutama rasa puas. Entah apa yang mas Doni dan Ebe rasakan. Maaf ya Nil akuw selingkuh.Setelah hari itu akuw sering melakukannya dengan mas Doni dan Ebe. Tetapi akuw sering melakukannya dengan mas Doni. Setiap ada kesempatan dan saat kami merasa Pengen. Terkadang kami melakukannya bertiga.
Aneh dan mungkin pengalaman ini lucu buat akuw juga dua tetangga kuw.
TAMAT