Sabtu, 12 April 2008

Sopir Pemuas Nafsu

Ini adalah kisah nyata sepupuku Renal yang diceritakan kepadaku dan dia memintaku untuk mengirim keCPTK situs yang pertama kali aku kenali kepadanya,situs khusus dewasa waktu ia belum bekerja. Sekarangdia kerja jadi supir pribadi di tempat Bu Nani yangusianya sekitar 30 tahunan, Janda beranak satu yang ditinggal mati suaminya empat tahun yang lalu.
Berikut ini adalah kisahnya:
Setelah tamat dari sekolah, aku mencoba merantau keJakarta. Aku berasal dari keluarga yang tergolongmiskin. Di kampung ayahku sebagai supir angkot ibukubekerja sebagai buruh tani. Aku anak pertama danmemiliki seorang adik perempuan, yang masih sekolah diSMP.
Aku ke Jakarta hanya berbekal ijazah SMU. Dalamperjalanan ke Jakarta. Di Jakarta aku numpang di rumahsepupu, yang kebetulan orangtuanya punya Usaha warteg.Dan mereka sudah punya rumah sendiri, sepupuku yangterpaut usia 1 tahun denganku sedang kuliah di salahsatu PTS Jakarta selatan. Selain berbekal ijazah yangnyaris tiada artinya itu, aku memiliki keterampilanhanya sebagai supir angkot. Aku bisa menyetir mobil,karena aku di kampung, setelah pulang sekolah selaludiajak Bapakku untuk narik angkot. Aku menjadikeneknya, Bapak supirnya. Tiga tahun pengalamanmenjadi awak angkot, cukup membekal aku denganketerampilan setir mobil.
Aku hampir putus asa tatkala tinggal di Jakarta,karena setelah tinggal tiga bulan aku belum juga dapatkerja. Aku malu kalau harus ngerepotin Bude dan pakdeku. Yah walaupun aku tinggal gak hanya diam aja, akuikut Bantu-bantu di warteg.Hingga Pada suatu hari, yakni hari selasa, ketika akusedang bantu-bantu di warteg, aku dipanggil Pakde yangmenawarkanku menjadi supir pribadi Bu Nani. Dia adalahbos pak Nuridin yang biasa makan di warteg Pakdeku.Aku langsung menyanggupi tawaran itu, dan segera gantibaju untuk ikut dengan pak Nuridin ke Rumahnya BuNani. Ketika memasuki halaman rumah yang besar sepertiistana itu, hatiku berdebar tak karuan. Kamidipersilahkan duduk oleh seorang pembantu muda diruang tamu yang megah itu, tak lama kemudian munculseorang wanita yang tampaknya muda. Kami memberihormat pada wanita itu. Wanita itu tersenyum ramahsekali dan mempersilahkan kami duduk, Pak Nuridindipersilahkan kembali ke kantor oleh wanita itu, dandi ruangan yang megah itu hanya ada aku dan dia siwanita itu.
"Benar kamu mau jadi supir pribadiku?", tanyanya ramahseraya melontarkan senyum manisnya."Iya Nyonya, saya siap menjadi supir nyonya.",jawabku."jangan panggil Nyonya, panggil saja saya Ibu Nani.",sergahnya halus.Aku mengangguk setuju."Kamu masih kuliah ?""Tidak nyonya eh...Bu?!", jawabku."Saya baru tamat SMU, tapi saya berpengalaman menjadisupir sudah tiga ahun", sambungku.
Wanita itu menatapku dalam-dalam. Ditatapnya pulamataku hingga aku jadi slah tingkah. Diperhatikannyaaku dari atas sampai ke bawah."Kamu masih muda sekali, ganteng, nampaknya sopan,kenapa mau jadi supir?" tanyanya."Saya butuh uang untuk kuliah Bu", jawabku."Baik, saya setuju, kamu jadi supir saya, tapi harusready setiap saat. Gimana, okey?""Saya siap Bu.", jawabku."Kamu setiap pagi harus sudah ready di rumah ini pukulenam, lalu antar saya ke tempat saya Fitness, setelahitu antar saya ke salon, belanja, atau kemana sayasuka. Kemudian setelah sore, kamu boleh pulang, gimanasiap?""Saya siap Bu", jawabku."Oh... ya, siapa namamu?" Tanyanya sambil mengulurkantangannya.Spontan aku menyambut dan memegang telapak tangannya,kami bersalaman."Saya Renal Bu, panggil saja saya Renal.", jawabku.
Dirumah yang sebesar itu, hanya tinggal Ibu Nani danSonia anaknya yang berumur 8 tahun serta seorangpembantu yang bernama Iis, janda juga, suaminya sudahmeninggal empat tahun yang lalu karena kecelakaan.
Setahun berlalu tak terasa sudah memasuki tahunpertama aku kerja jadi supir bu Nani. Dan di awaltahun pelajaran aku masuk ke PTS di Jakarta. Keakrabandengan Bu Nani semakin terasa. Setelah pulang Fitness,dia minta jalan-jalan dulu. Yang konyol, dia selalududuk di depan, disebelahku, hingga terkadang aku jadikagok menyetir, tapi lama lama biasa.
Suatu hari kami melakukan perjalanan ke puncak, bahkansampai jalan-jalan sekedar putar-putar saja di kotaSukabumi, hari sudah mulai gelap dan kami kembalimeneruskan perjalanan ke Jakarta. Ditengah perjalanandi jalan yang gelap gulita, Bu Nani minta untukberbelok ke suatu tempat. Aku menurut saja apaperintahnya. Aku tak kenal daerah itu, yang kutahuhanya berupa perkebunan luas dan sepi serta gelapgulita. Ditengah kebun itu bu Nani minta aku berhentidan mematikan mesin mobil. Aku masih tak mengerti akantingkah Bu Nani.Tiba-tiba saja tangan BuMaya menarik lengaku."Coba rebahkan kepalamu di pangkuanku Nal?", pintanya.
Aku menurut saja, karena masih belum mengerti.Astaga... setelah aku merebahkan kepalaku di pangkuanBu Nani dengan keadaan kepala menghadap keatas, kakimenjulur keluar pintu, Bu Nani menarik kaosnya ketas.Wow... samar-samar kulihat buah dadanya yang besar danmontok. Buah dada itu didekatkan ke wajahku. Lalu diaberkata:"Cium nal Cium... isaplah, mainkan sayang...?",pintanya.Baru aku mengerti, Bu Nani mengajak aku ketempat inisekedar melampiaskan nafsunya. Sebagai laki-lakinormal, karuan saja aku bereaksi, kejantananku hidupdan bergairah.
Kupegangi tetek Bu Nani yang montok itu, kujilatiputingnya dan kuisap-isap. Tampak nafas Bu Naniterengah-engah tak karuan, menandakan nafsu biarahinyasedang naik. Aku masih mengisap dan menjilatiteteknya. Lalu Bu nani minta agar aku bangun sebentar.
Dia melorotkan celana trainingnya hingga kebawah kaki.Bagian bawah tubuh Bu Nani tampak bugil. Samar-samaroleh sinar bulan di kegelapan itu.
"Jilat Nal jilatlah, aku nafsu sekali, jilat sayang",pinta Bu nani agar aku menjilati memeknya.
Oh... memek itu besar sekali, menjendol sepertikura-kura. Tampaknya dia sedang birahi sekali, sepertiputing teteknya yang ereksi. Aku menurut saja, sepertisudah terhipnotis. Memek Bu Nani wangi sekali, mungkinsewaktu di restauran tadi dia membersihkan kelaminnyadan memberi wewangian. Sebab dia sempat ke toiletuntuk waktu yang lumayang lama. Mungkin disana diamembersihkan diri. Dia tadi ke toilet membawa sertatas pribadinya. Dan disana pula dia mengadakanpersiapan untuk menggempur aku. Kujilati liangkemaluan itu, tapi Bu Nani tak puas. Disuruhnya akukeluar mobil dan disusul olehnya. Bu Nani membukabagasi mobil dan mengambil kain semacam karpet kecillalu dibentangkan diatas rerumputan. Dia merebahkantubuhnya diatas kain itu dan merentangnya kakinya."Ayo Nal, lakukan, hanya ada kita berdua disini,jangan sia-siakan kesempatan ini Nal, aku sayang kamuNal", katanya setengah berbisik.Aku tak menjawab, aku hanya melakukan perintahnya, dansedikit bicara banyak kerja. Ku buka semua pakaianku,lalu ku tindih tubuh Bu nani.
Dipeluknya aku, dirogohnya alat kelaminku dandimasukkan kedalam memeknya. Kami bersetubuh ditengahkebun gelap itu alam suasana malam yang remang-remangoleh sinar gemintang di langit. Aku menggenjot memekBu Nani sekuat mungkin.
"Jangan keluar dulua ya? Saya belum puas", pintanyamesra.Aku diam saja, aku masih melakukan adegan mengocokdengan gerakan penis keluar masuk lubang memek BuNani. Nikmat sekali memek ini, pikirku. Lalu Bu Mayapindah posisi, dia diatas, dan bukan mainpermainannya, goyangnyanya.
"Remas tetekku Nal, remaslah... yang kencang ya?",pintanya.Aku meremasnya."Cium bibirku Nal..cium!"Aku mencium bibir indah itu dan kuisap lidahnyadalam-dalam, nikmat sekali, sesekali dia mengerangkenikmatan.
"Sekarang isap tetekku, teruskan... terus... Oh...Ohhhh... Nal... Renal... Ohhh.... aku keluar nal...aku kalah..."Dia mencubiti pinggulku, sesekali tawanya genit.
"Kamu curang... aku kalah", ujarnya."Sekarang gilirang kamu nal... keluarkan sebanyakmungkin ya?", pintanya."Saya sudah keluar dari tadi Bu, tapi saya tetapbertahan, takut Ibu marah nanti", jawabku."Oh Ya?... gila... kuat amat kamu?!", balas Bu Nanisambul mencubit pipiku.
"Kenapa Ibu suka main di tempat begini gelap?""Aku suka alam terbuka, di alam terbuka aku bergairahsekali. Kita akan lebih sering mencari tempat sepertialam terbuka. Minggu depan kita naik kapal pesiarku,kita main diatas kapal pesiar di tengah ombakbergulung. Atau kita main di pinggir sungai yang sepi,ah... terserah kemana kamu mau ya Nal?"
Selesai main, setelah kami membersihkan alat vitalhanya dengan kertas tisue dan air yang kami ambil darijerikan di bagasi mobil, kami istirahat. Bu Nani yangsekarang tidur di pangkuanku. Kami ngobrol panjanglebar, ngalor-ngidul. Setelah sekian lama istirahat,kontolku berdiri lagi, dan dirasakan oleh kepala Bunani yang menyentuh batang kejantananku. Tak banyakkomentar celanaku dibukanya, dan aku dalam sekejapsudah bugil. Disuruhnya aku tidur dengan kakimerentang, lalu Bu nani membuka celananya yang tanpacelana dalam itu. Bu nani mengocok-ngocok penisku,mengurut naik-turun. Karuan saja penisku semakinmembesar dan membesar. Diisapnya penisku yang sudahereksi besar sekali, dimainkannya lidah Bu Nani diujung penisku. Setelah itu, Bu nani menempelkan buahdadanya yang besar itu di penisku. Dijepitkannyapenisku kedalam tetek besar itu, lalu di goyang-goyangseperti gerakan mengocok.
"Giaman Nal? Enah anggak?""Enak Bu, awas lho nanti muncrat Bu", jawabku..."Enggak apa, ayo keluarkan, nanti kujilati pejumu, akumau kok!"
Bu nani masih giat bekerja giat, dia berusaha untukmemuaskan aku. Tak lama kemudian, Bu nani naikkeposisi atas dan seperti menduduki penisku, tapilobang memeknya dimasuki penisku. Digoyang terus...hingga aku merasakan nikat yang luar biasa. Tiba-tibaBu nani terdiam, berhenti bekerja, lalu berkata:"Rasakan ya Nal? Pasti kamu bakal ketagihan."Aku membisu saja. dan ternyata Ohh... memek Bu nanibisa melakukan gerakan empot-empot, menyedot-nyedotdan mengurut-urut batang kontolku dari bagian kepalahingga ke bagian batang bawah, Oh... nikmat sekali,ini yang namanya empot ayam, luar biasa kepiawaian Bunani dalam bidang seksual."Enak sayang?", tanyanya.Belum sempat aku menjawab, yah... aku keluar, airmaniku berhamburan tumpah ditenga liang kemaluan Bunani.
"Itu yang namanya empot-empot Nal, itulah gunanyasenam sex. Berarti aku sukses latihan senam sex selamaini", katanya bangga."Sekarang kamu puasin aku ya ?", Kata Bu nani serayamengambil posisi nungging.Kutancapkan lagi kontolku yang masih ereksi kedalammemek Bu Nani, Ku genjot terus."Yang dalam Nal... yang dalam ya... teruskansayang...? oh....enak sekali penismu... oh... terussayang ?!" Pinta Bu Nani.
Aku masih memuaskan Bu Nani, aku tak mau kalah,kujilati pula lubang memeknya, duburnya dan seluruhtubuhnya. Ternyata Bu Nani orgasme setelah akumenjlati seluruh tubuhnya."Kamu pintar sekali Nal? Belajar dimana?""Tidak bu, refleks saja", jawabku.
Sebelum kami meninggalkan tempat itu, Bu Nani masihsempat minta satu adegan lagi. Tapi kali ini hanyasedikit melorotkan celana trainingnya saja. Demikianpula aku, hanya membuka bagian penis saja. Bu Naniminta aku melakukanya di dalam mobil, tapi ruangannyasempit sekali. Dengan susah payang kami melakukannyadan akhirnya toh juga mengambil posisinya berdiridengan tubuh Bu Nani disandarkan di mobil sambilmengangkat sedikit kaki kanannya.
Sejak saat malam pertama kami itu, aku dan Bu Nanisering bepergian keluar kota, ke pulau seribu, kepinggir pantai, ke semak-semak di sebuah desaterpencil, yah pokoknya dia cari tempat-tempat yanganeh-aneh. Tak kusadari kalau aku sebenarnya menjadigigolonya Bu nani. Dan beliau pun semakin sayangpadaku, uang mengalir terus ke kocekku, tanpa pernahaku meminta bayaran. Dia menyanggupi untuk membiayaikuliah hingga tamat, asal aku tetap selalu bersama BuNani yang cantik itu.
buat para pemabaca yang ingin seperti bu nani diatassilahkan kirim email ke saya.
TAMAT

Tidak ada komentar: